🦖 Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan

Bacajuga: ASEAN Para Games 2022: Alunan Gamelan Sambut Kedatangan Ribuan Atlet dan Ofisial. "Ada dua yang harus dites ulang, 16 atlet lainnya dinyatakan lolos. Tes penglihatan banyak dari dokter luar negeri dengan membawa beberapa peralatan," terang Imam Kuncoro, pelatih Blind Judo Indonesia. "Saat dites di Jakarta, semua lolos. Teknik Penilaian Tes Angkat Badan untuk Peningkatan Pendidikan Teknik Penilaian Tes Angkat Badan dalam Pendidikan Tes angkat badan adalah latihan renang latihan dasar dalam pendidikan jasmani yang sering digunakan sebagai alat ukur kebugaran fisik seseorang. Pada umumnya, tes angkat badan dilakukan dengan menaikkan tubuh melalui dorongan lengan pada sebuah alat yang disebut bar paralel. Pada saat tes dilakukan, peserta diminta untuk mengangkat tubuhnya hingga ke atas sehingga terbebas dari kontak dengan bar paralel. Jumlah secara bertahap meningkat untuk menilai kekuatan dan kelincahan fisik peserta. Teknik penilaian tes angkat badan dapat diatur berdasarkan jumlah pengulangan yang diberikan dan kemampuan peserta dalam mengangkat tubuh mereka. Ada beberapa teknik penilaian dalam tes angkat badan, diantaranya teknik tes dengan metode jumlah pengulangan repetisi, metode jumlah waktu, metode penggunaan bobot tambahan, dan metode pencapaian tujuan. Pada metode jumlah pengulangan, peserta akan diminta melakukan sejumlah pengulangan angkat badan dengan posisi lengan yang dianjurkan. Jumlah pengulangan akan direkam dan dijadikan sebagai penilaian tingkat kebugaran fisik peserta. Semakin banyak pengulangan yang dapat dilakukan, semakin besar kekuatan fisik peserta. Sementara itu, pada metode jumlah waktu, peserta diberi waktu tertentu untuk melakukan angkat badan sebanyak-banyaknya. Kemampuan peserta untuk mengangkat badan dalam waktu yang lama dapat menjadi penilaian kelincahan fisik peserta. Metode penggunaan bobot tambahan akan menambahkan beban pada tubuh peserta saat melakukan angkat badan. Dengan menambah beban, peserta harus meningkatkan kekuatan fisik mereka untuk tetap dapat mengangkat badan mereka secara efektif. Terakhir, metode pencapaian tujuan digunakan untuk menilai kemajuan dalam latihan setelah beberapa kali pelatihan. Peserta akan diberi tujuan untuk dicapai dalam jumlah pengulangan, waktu, atau jumlah beban. Kemajuan dalam mencapai tujuan akan menunjukkan kemajuan peserta dalam kebugaran fisik. Secara keseluruhan, tes angkat badan tidak hanya memperbaiki dan meningkatkan kekuatan dan kelincahan fisik peserta, tetapi juga dapat membantu meningkatkan kesehatan dan memberikan kepercayaan diri dalam banyak aktivitas fisik yang melibatkan otot lengan dan otot perut. Melakukan tes angkat badan secara rutin memiliki manfaat jangka panjang bagi kesehatan fisik seseorang, dan teknik penilaian tes angkat badan yang benar dan efektif akan dapat membantu melacak kemajuan dan memotivasi peserta untuk lebih banyak berolahraga. Tes angkat badan adalah salah satu cara untuk menguji kekuatan fisik seseorang dengan mengangkat beban. Tes ini biasanya dilakukan oleh atlet atau olahragawan untuk melatih kekuatan angkat beban mereka. Bagi seorang pelatih, tes angkat badan menjadi salah satu kriteria penting dalam menilai perkembangan fisik dan performa atletnya. Ada dua jenis penilaian tes angkat badan, yaitu menggunakan jumlah repetisi ulangan dan menggunakan beban. Penilaian Tes Angkat Badan Menggunakan Jumlah Repetisi Ulangan Pada penilaian tes angkat badan menggunakan jumlah repetisi, atlet diuji seberapa sering mereka bisa mengangkat beban dalam satu set. Setiap repetisi dihitung hingga jumlah maksimal yang telah ditentukan oleh pelatih. Biasanya, hasil dari penilaian menggunakan repetisi dilakukan secara berulang-ulang agar dapat mendapatkan hasil yang akurat. Dalam pemilihan ulangan, pelatih dapat menyesuaikan jumlah repetisi berdasarkan kemampuan atlet. Penilaian menggunakan jumlah repetisi banyak digunakan dalam olahraga seperti angkat besi, crossfit, dan powerlifting. Penilaian Tes Angkat Badan Menggunakan Beban Pada penilaian tes angkat badan menggunakan beban, atlet diuji seberapa berat beban yang dapat mereka angkat dalam satu repetisi atau satu set. Pelatih biasanya menyesuaikan jumlah beban berdasarkan kemampuan atlet. Pada poin ini, teknik angkat yang tepat juga menjadi faktor penting dalam menentukan performa atlet. Karena jika teknik angkat tidak tepat, selain tidak mencapai performa yang diinginkan, angkat beban yang salah juga bisa berdampak pada cedera. Penilaian menggunakan beban banyak digunakan dalam olahraga seperti angkat besi, powerlifting, dan olahraga yang melibatkan penggunaan beban lainnya. Kesimpulannya, penilaian tes angkat badan terdiri dari dua jenis, yaitu menggunakan jumlah repetisi dan menggunakan beban. Dalam pemilihan jenis penilaian, pelatih dapat menyesuaikan berdasarkan kemampuan atlet dan jenis olahraga yang dijalankan. Hasil dari penilaian tes angkat badan sangat penting dalam menilai performa atlet dan berpengaruh pada pencapaian prestasi olahraga. Posisi Tubuh yang Tepat 1. Posisi Awal Mulailah dengan berbaring telentang di lantai atau pada alat bantu angkat badan yang disediakan, kepala menghadap ke atas. Kaki disilangkan dan tangan berada di belakang kepala dengan jari menyentuh tengkuk. 2. Hentikan gerakan angkat badan ketika pecut atau telapak kaki sudah vertikal. Bernafaslah dengan teratur dan jangan terburu-buru ketika mengangkat badan. 3. Setelah kepala melewati meja angkat, angkat bagian atas tubuh dan pinggul dari lantai dengan perlahan agar tubuh Anda tidak tercedera. 4. Setelah mencapai ketinggian maksimum, turunkan badan Anda kembali ke posisi awal dengan perlahan-lahan dan kontrol dengan baik gerakan itu Mengatur Nafas 1. Bernafaslah teratur saat melakukan tes angkat badan. Tarikan nafas dilakukan sebelum melakukan gerakan naik dan lewatkan nafas sewaktu turun ke posisi awal. 2. Tarik nafas saat tubuh Anda berada di posisi awal dan menekan tangan ke belakang kepala. 3. Tarik napas, kemudian angkat badan Anda dengan kaki tetap melurus, dan jangan bergerak mengepul saat mengeluarkan nafas. 4. Catat jumlah angkatan yang Anda mampu lakukan dan jumlah napas yang diambil bersamaan dengan itu. Gerakan Angkat Badan yang Benar 1. Gerakan angkat badan seharusnya difokuskan pada otot punggung bagian atas dan perut. 2. Jangan gunakan tangan untuk mendorong kepala ke atas atau membantu melakukan angkatan badan, karena hal ini akan mengurangi efektivitas dari tes angkat badan. 3. Berlatihlah dengan gerakan mengangkat badan secara lambat dan perlahan agar bisa merasakan bagaimana posisi tubuh dan posisi kaki tetap lurus ke atas. 4. Lakukan gerakan tersebut 5 set dengan 10 – 12 angkatan di masing-masing set-nya agar tubuh Anda terbiasa dan kuat dalam melakukan angkat badan. Menghindari Cedera 1. Jangan melakukan tes angkat badan sampai batas yang sangat tinggi atau memaksakan diri untuk melakukan angkatan lebih dari batas kemampuan otot. 2. Jangan melakukan tes ini jika memiliki masalah kesehatan seperti masalah punggung atau jantung. 3. Jangan melakukan tes ini sebelum pemanasan dan selalu atur waktu istirahat antara set latihan agar tubuh tidak kelelahan. 4. Lakukan tes ini di gym atau oefenruimte yang berpengalaman karena alat pengukur dan pengaturan tes biasanya ada di sana dan akan mengurangi resiko cedera. Pemanasan Sebelum melaksanakan tes angkat badan, Anda harus melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dilakukan untuk menghindari cedera dan mengoptimalkan performa dalam tes. Pemanasan dapat dilakukan dengan melakukan gerakan-gerakan ringan seperti melakukan gerakan lengan dan kaki, jogging, atau melakukan peregangan. Persiapan Tes Setelah melakukan pemanasan, persiapan tes yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat atau peralatan yang akan digunakan, seperti alat angkat beban atau pull-up bar. Selain itu, pastikanlah bahwa anda beristirahat dengan cukup dan tidak makan terlalu banyak sebelum melaksanakan tes agar performa Anda optimal dalam tes angkat badan. Pelaksanaan Tes Setelah alat dan peralatan disiapkan, pelaksanaan tes dapat dimulai. Lakukan tes angkat badan dengan benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pastikan untuk menggenggam alat dengan baik, mengatur pernapasan, dan menjaga postur tubuh selama bergerak naik turun dalam tes tersebut. Catat hasil tes untuk evaluasi performa Anda di masa yang akan datang. Pendinginan Setelah pelaksanaan tes selesai, jangan lupa untuk melakukan pendinginan. Pendinginan meliputi gerakan-gerakan ringan seperti jogging atau melakukan peregangan. Pendinginan dilakukan untuk mengurangi resiko cedera dan membantu mengembalikan detak jantung dan pernapasan ke kondisi normal. Jumlah Repetisi Ulangan atau Beban yang Diangkat Jumlah repetisi atau beban yang diangkat adalah salah satu faktor yang diukur dalam tes angkat badan. Jumlah repetisi yang dilakukan oleh peserta menentukan seberapa kuat dan tahan tubuh dalam mengangkat beban. Adapun besarnya beban yang harus diangkat juga menjadi patokan penilaian, karena semakin berat beban yang mampu diangkat, maka semakin kuat pula tubuh seseorang. Dalam penilaian tes angkat badan, jumlah repetisi atau berat beban yang diangkat akan berpengaruh pada penilaian nilai keseluruhan. Posisi Tubuh Posisi tubuh yang benar sangat penting dalam tes angkat badan, karena akan mempengaruhi kekuatan dan keseimbangan angkat badan. Posisi tubuh yang salah dapat mengakibatkan cedera dan kurangnya hasil yang maksimal dari tes angkat badan. Peserta diharapkan memiliki postur tubuh yang tegak, menyatu dengan beban yang diangkat, serta mampu mengontrol nafas dan denyut jantung ketika melakukan tes angkat badan. Gerakan Angkat Badan yang Benar Gerakan angkat badan yang benar sangat penting untuk menghindari cedera dan memastikan kinerja otot yang terbaik. Peserta diharapkan melakukan gerakan angkat badan dengan tepat, mengangkat beban dengan kekuatan otot, dan menggunakan area tubuh yang terlibat secara seimbang. Terdapat beberapa gerakan yang dapat dilakukan dalam tes angkat badan, di antaranya adalah pull-up, chin-up, dan push-up. Namun, tidak sedikit orang yang kurang melakukan gerakan secara benar sehingga merugikan diri sendiri. Waktu Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam tes angkat badan adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan test. Waktu yang diberikan biasanya tergantung pada jumlah repetisi yang ditentukan sebagai standar dalam penilaian. Peserta diharapkan mampu menyelesaikan tes angkat badan dalam periode waktu yang ditetapkan dan masih mampu menjaga kualitas gerakan serta kekuatan tubuh yang mendukung. Kepatuhan terhadap Aturan Tes Angkat Badan Kepatuhan terhadap aturan tes angkat badan juga menjadi faktor yang penting dalam penilaian hasil. Selama melakukan tes angkat badan, peserta diharapkan telah memahami dan melaksanakan aturan yang berlaku. Adanya kepatuhan terhadap aturan akan mempengaruhi kinerja peserta dalam tes angkat badan, serta menunjukkan kemampuan peserta dalam mengikuti instruksi dengan baik dan benar. 1. Meningkatkan Kesehatan dan Kebugaran Tubuh Salah satu kegunaan utama dari penilaian tes angkat badan adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Tes angkat badan dapat membantu mengukur kemampuan fisik seseorang dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan membentuk otot-otot tertentu. Dengan melakukan latihan angkat badan secara teratur, maka otot-otot dalam tubuh akan menjadi lebih kuat, dan tubuh akan menjadi lebih bugar dan sehat secara keseluruhan. 2. Meningkatkan Kemampuan Atletik Penilaian tes angkat badan juga sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan atletik. Atlet yang menguji kemampuan angkat badan mereka akan dapat mengetahui sejauh mana kemampuan fisik mereka dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan akan dihasilkan program pelatihan yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan atletik mereka. Latihan ini juga membantu meningkatkan kekuatan, kecepatan, dan kelincahan atlet dalam olahraga mereka. 3. Menentukan Level Kesehatan Seseorang Penilaian tes angkat badan juga dapat membantu menentukan level kesehatan seseorang. Melalui tes angkat badan, dapat diketahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan dapat dihitung jumlah repetisi yang mampu dilakukan. Jumlah repetisi ini akan menunjukkan seberapa kuat dan sehat tubuh seseorang dalam mengatasi beban tubuhnya sendiri. 4. Menentukan Program Latihan yang Tepat untuk Setiap Individu Penilaian tes angkat badan juga dapat membantu menentukan program latihan yang tepat untuk setiap individu. Dengan melihat dari hasil tes angkat badan, personal trainer atau pelatih akan dapat menentukan program latihan yang sesuai dengan kemampuan fisik seseorang. Hal ini memungkinkan program latihan untuk menjadi lebih efektif dan membantu mencapai tujuan yang diinginkan dengan lebih cepat. 5. Menilai Kemajuan Program Pelatihan Tes angkat badan juga dapat membantu menilai kemajuan program pelatihan seseorang. Setelah menjalani program pelatihan yang telah ditentukan, tes angkat badan dilakukan untuk menentukan apakah terjadi peningkatan dalam kemampuan angkat badan seseorang. Dengan mengevaluasi kemajuan ini, pelatih dapat menyesuaikan dan mengubah program pelatihan untuk mencapai hasil yang lebih baik. 6. Menilai Kemampuan Fisik dalam Kehidupan Sehari-hari Tes angkat badan juga dapat memberikan gambaran tentang kemampuan fisik seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Melalui tes angkat badan, dapat diketahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengangkat beban tubuhnya sendiri, seperti ketika harus membawa barang berat atau anak kecil. Hal ini sangat penting dalam menilai daya tahan dan kebugaran fisik seseorang dalam kehidupan sehari-hari. 7. Meningkatkan Kebahagiaan dan Kualitas Hidup Terakhir, penilaian tes angkat badan dapat meningkatkan kebahagiaan dan kualitas hidup seseorang. Melakukan latihan angkat badan secara teratur dapat meningkatkan rasa percaya diri, membantu menghilangkan stres dan kecemasan, serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Semua ini akan membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan membuat mereka merasa lebih bugar, bahagia, dan sehat. BadanPusat Statistik (BPS - Statistics Indonesia) Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710 Indonesia, Telp (62-21) 38508, 3810291, Faks (62-21) 3857046, Mailbox : bpshq@bps.go.id. Untuk tampilan terbaik Anda dapat gunakan berbagai jenis browser kecuali IE, Mozilla Firefox 3-, and Safari 3.2- dengan lebar minimum browser beresolusi 275 pixel. Latar Belakang Instrumen pemanduan bakat cabang pencak silat adalah untuk memberi pedoman dan arahan dalam menjaring calon atlet pada cabang pencak silat dengan karakteristiknya. Dimana dalam pencapaian prestasi dipandang perlu adanya misi dan visi yang sama agar proses pembinaan berjalan dengan lancar baik ditingkat daerah maupun ditingkat Nasional. Aspek Antropometri Antropometri adalah suatu teknik atau cara untuk menentukkan dimensi bagian-bagian tubuh, dimana hasil antropometri memberikan gambaran atau perkiraan tentang bentuk, besar dan komposisi tubuh baik dalam keadaan normal maupun dikaitkan dengan lainnya. Biasanya besaran-besaran atau angka-angka tersebut secara individual maupun dalam kelompok mempunyai arti yang penting dalam usaha peningkatan prestasi olahraga khususnya Pencak Silat. Pada periode pembibitan atau lebih dikenal dengan istilah talent scouting’, ukuran tersebut memberikan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan seorang calon atlet. Secara obyektif ini dapat dipakai untuk memberikan gambaran dini adanya kemajuan atau penyimpangan, karena proses latihan dan pembinaan. Untuk nomor-nomor Seni seperti Tunggal, Ganda dan Regu, perlu dicari juga tinggi dan berat badan yang ideal, mengingat dalam katagori ini sangat ditunjang pada penampilan dari luar, seperti kebenaran teknik, kebenaran logika gerak dan juga keseragaman gerak. Sebagai contoh pada ganda dan regu, akan menjadi catatan penting bila dicari atlet yang memiliki tinggi dan berat badan yang setara antara satu sama lainnya dalam satu kelompok. Sehingga diharapkan kekompokkan dan keserasian gerak akan lebih maksimal. Aspek Fisiologis Aspek Fisiologis pada cabang pencak silat yang dominan adalah disesuaikan sistem energi yang bekerja pada tiap katagori, untuk katagori tanding, kemampuan Anaerob lebih besar dari pada aerob dengan perbandingan kurang-lebih 60 40. Oleh sebab itu Komponen yang diharapkan dimiliki pada katagori tanding adalah Kecepatan, Reaksi, Kelincahan, Koordinasi, Kekuatan, Dayatahan dan ditunjang dengan komponen keseimbangan, kelentukkan, ketepatan. Untuk Katagori Tunggal dan Regu, sistem energi yang dibutuhkan antara anaerob dan aerob adalah 40 60, sehingga kemampuan Dayatahan, Stamina Power menjadi komponen penting. Sedang pada katagori Ganda sangat dibutuhkan komponen dayatahan, stamina, power, kecepatan reaksi, koordinasi dan kekuatan. Aspek Ketrampilan Dasar Aspek Ketrampilan Dasar yang dominan dimiliki atlet pencak silat, pada katagori tanding adalah Kemampuan Sikap pasang, Pola langkah, Tangkisan, Elakan, Serangan tangan, serangan kaki, menjatuhkan. Khusus untuk katagori ganda ditambah kuncian dan bukaan kuncian. Ketrampilan dasar yang dibutuhkan dalam pencak silat memang memiliki karakteristik tersendiri bila dibandingkan oleh cabang beladiri lainnya, mengingat Pencak Silat merupakan budaya bangsa, sehingga unsur seni’ dan budaya’ masih terus dipertahankan sesuai dengan katagorinya. Seorang pesilat tidak akan mendapat nilai dalam pertandingan bila tidak melalui proses sikap pasang, adanya pola langkah kemudian melakukan serang bela dan kembali kesikap pasang dalam satu rangkain yang tidak terpisahkan. Jadi aspek ketrampilan dasar tersebut menjadi mutlak dikuasai oleh calon pesilat agar dalam proses pembinaan ke tingkat yang lebih tinggi dapat berkesinambungan. Aspek Mental Emosional Aspek mental Emosional sangat dibutuhkan dalam olahraga beladiri, khususnya Pencak Silat, akan tetapi berbeda pada tiap katagori Untuk Katagori Tanding aspek mental yang dominan adalah, Percaya diri, Agresifitas, Persepsi Diri, dan Kebutuhan Berprestasi. Sedang untuk katagori Tunggal Percaya Diri, Persepsi Diri dan Motivasi. Untuk katagori Ganda Percaya Diri, Persepsi Diri, Empati Aspek mental dalam pencak silat tercantum dalam janji seorang pesilat pada Prasetia Pesilat Indonesia’, sehingga dalam pembinaannya seorang pesilat wajib memahami dan menjalankan prasetia pesilat tersebut. Instrumen Kemampuan Dasar Biomotor. Tes Antropometri. Pengukuran komposisi tubuh pada calon atlet meliputi Pengukuran Indeks massa tubuh, dan Pengukuran lemak tubuh. Pengkuran Indeks Masa Tubuh. Tujuan Untuk Mengetahui status Gizi calon atlet Pencak Silat. Fasilitas dan Alat 1. Mengukur Tinggi Badan meteran. 2. Mengukur Berat Badan Timbangan. Petugas 1. Pengukur Tinggi Badan. 2. Pengukur Berat Badan. 3. Pencatat Skor. Pelaksanaan Pengukuran Tinggi Badan Calon atlet berdiri tegak tanpa alas menghadap lurus ke depan, Posisi kelapa tegak, pandangan mata horizontal. Kepala, bahu, siku, pinggul dan tumit menempel pada dinding. Kemudian diukur dari bawah sampai kepala. Pengukuran Berat Badan Peserta calon atlet berdiri di atas timbangan dengan memakai baju seringan mungkin tanpa alas, untuk putra telanjang dada. Berat badan ditimbang dengan alat timbangan yang standart. Penilaian Skor tinggi badan dicatat dalam satuam cm, dengan ketelitian cm. Skor berat badan dicatat dalam satuam kg, dengan ketelitian kg. Penilaian Indeks Massa Tubuh atau Body mass Index BMI dapat ditentukan dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut BB Kg BMI = ________________ TB m2 Keterangan BMI Body mass Index Indek Masa Tubuh BB Kg Berat Badan dengan satuan kg. TB cm2 Tinggi badan dengan satuan M kuadrat Contoh Berat badan Lamech 55 Kg, dan Tinggi Badan M, maka Indeks masa tubuh BMI = Hasil perhitungan ini selanjtnya dikonversikan pada table 1. Tabel 1. Norma Persentasi Lemak Tubuh Calon Atlet Pencak Silat. Katagori Skor Putra Putri Kurang 1 20 % > 30 % Kemampuan Kecepatan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kecepatan berlari calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lintasan lari 20 meter. 2. Stop Watch. 3. Pluit/bendera. Petugas 1. Pengukur Waktu tempuh. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet berdiri di belakang garis start, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ya’ calon berlari secepat-cepatnya sampai melewati garis finish. Penilaian Skor diperoleh dengan catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ya’ sampai finish, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik. Kemampuan Kelincahan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kelincahan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lintasan lari 10 x 10 meter. Watch. Petugas 1. Pengukur Waktu tempuh. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet berdiri di belakang garis start A, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ya’ calon berlari secepat-cepatnya sampai melewati titik B menuju ketitik C, kembali ke titik B terus berlari ketitik D, kembali lagi ketitik B, dan dilanjutkan ketitik E dan lari kembali ketitik B terus mengarah ketitik garis finish A. Penilaian Skor diperoleh dengan catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ya’ sampai finish, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik. Tes Modifikasi Boormerang Run Keterangan ; AB = BC = BD = BE = 5 meter 4. Tes Kemampuan Power Lengan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan dayaledak otot lengan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Bola medicine 1 Kg. 2. Meteran. Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet duduk sejajar tembok, dengan sikap kaki rileks dan punggung menempel pada dinding, Bola medicin dipegang dengan dua tangan berada di depan dada atlet, kemudian melontarkan bola sejauh-jauhnya. Penilaian Skor diperoleh dengan catatan jarak yang terjauh saat bola jatuh pertama kali dengan satuan cm, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil jarak yang terbaik. Kemampuan Kelincahan lari Bolak-balik Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kelincahan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lintasan lari 5 x 5 meter. 2. Stop Watch. 3. Pluit/bendera. Petugas 1. Pengukur Waktu tempuh. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet berdiri di belakang garis start A, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ya’ calon berlari secepat-cepatnya sampai melewati titik B, kembali ke titik A terus berlari ketitik B, Sebanyak 3 kali dititk A dan 3 kali titik B Penilaian Skor diperoleh dengan catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ya’ sampai finish, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik. 0 0 0 0 A B 0 0 0 0 5 Meter Gambar 2. Tes Lari bolak balik Stutle Run Keterangan ; AB = 5 meter 6. Tes Kemampuan Koordinasi Mata-Kaki Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan koordinasi mata-kaki calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lapangan berdinding 2. Stop watch 3. Bola sepak Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Koordinasi pengambilan datanya dengan mengukur kemampuan mengkoordinasi antara mata-kaki, dengan menggunkan soccer wall volley. Dimana testee melakukan tendangan bola ke dinding dengan sasaran dibuat pada dinding sepanjang meter dengan tinggi meter. Daerah pembatas untuk melakukan tendangan ditandai pada lantai dengan ukuran meter x meter didepan daerah sasaran, jarak menendang meter. Tes dilakukan sebanyak 3 kali dengan masing-masing waktu selama 20 detik. Penilaian Skor dihitung dari semua tendangan yang berhasil dilakukan oleh testee dari semua tendangan yang berhasil dilakukan. Tes ini memiliki nilai reliabilitas sebesar dan validitas diasumsikan dengan face validity.. meter Dinding meter meter meter meter Gambar 3. lapangan Tes Koordinasi 7. Tes Kemampuan Koordinasi Mata-Tangan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan koordinasi mata-tangan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lapangan berdinding 2. Stop watch 3. Bola basket Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Koordinasi pengambilan datanya dengan mengukur kemampuan mengkoordinasi antara mata-kaki, dengan menggunkan pass basket ball. Dimana testee melakukan lemparan bola ke dinding dengan sasaran Jarak meter. Tes dilakukan sebanyak 3 kali dengan masing-masing waktu selama 20 detik. Penilaian Skor dihitung dari semua tendangan yang berhasil dilakukan oleh testee dari semua tendangan yang berhasil dilakukan. Tes ini memiliki nilai reliabilitas sebesar dan validitas diasumsikan dengan face validity.. meter Dinding meter meter 4..23 meter meter Gambar 4. Lapangan tes koordinasi 8. Tes Kelentukkan Duduk dan Jangkau Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kelentukkan batang tubuh Dan sendi panggul calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat Bangku berskla cm Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet duduk dilantai dengan posisi kedua lutut lurus. Didepan alat sebuah bangku yang berskala cm. Kedua tangan dengan jari tangan lurus ke depan sejajar lantai. Kedua tangan dijulurkan ke depan secara perlahan-lahan sejauh mungin. Tes ini dilakukan dua kali secara berturut-turut. Penilaian Skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan cm. Hasil yang diperoleh dikonversikan pada tabel norma berikut. Tabel 2. Norma Sit and Reach untuk usia 15-17 tahun Katagori Usia Untuk Putra Usia Untuk Putri 15 16 17 15 16 17 Sangat baik > > > >20 > >22 Baik Cukup Kurang Sangat Kurang > > >20 > >22 Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 929 >851 >1054 >1039 Tabel 5. Norma lari Km untuk Perempuan Katagori Usia 14 15 16 17 Sangat Baik 811-701 823-659 828-708 820-652 Baik 931-812 945-824 941-829 941-821 Cukup 1058-932 1120-946 1108-942 1059-942 Kurang 1210-1059 1248-1121 1232-1109 1230-1100 Sangat Kurang >1211 >1249 >1233 >1231 19. Tes Lari Multitahap Tujuan Untuk mengukur kapasitas aerobik atau VO2max. Fasilitas dan alat 1. Meteran, 2Lintasan yang datar, dan 3Kaset Bleep tes dan tape recorder. Pelaksanaan Panjang lapangan 20 meter dan diberi tanda pada keujungnya, peserta tes lari menempuh jarak 20 meter setelah ada tanda tut’ dan kembali ke ujung stunya setelah tanda tut’ berikutnya. Kecepatan lari pada menit pertama disebut tahap I, kecepatan kedua tahap 2 dan seterusnya. Masing-masing level berlangsung kurang lebih selama 1 menit dan rekaman pita berlangsung meningkat sampai ke tahap 21. Akhir setiap lari bolak-balik ditandai dengan sinyal tut’ Penilaian Atlet melakukan semaksimal mungkin, jumlah terbanyak dari level dan balikan sempurna yang berhasil diperoleh dicatat sebagai peserta tes. 20. Pengukuran Anaerobik lari 300 Meter atau 400 meter. Tujuan Untuk mengukur kapasitas anaerobik. Fasilitas dan alat 1. Meteran. 2Lintasan yang datar,dan 3Stopwatch Pelaksanaan Dengan menggunakan start melayang, setelah diberi aba-aba oleh petugas, peserta tes lari menempuh jarak 300 meter atau 400 meter secepatnya. Jarak disesuaikan pada kondisi setempat. Penilaian waktu yang tercepat selama menempuh jarak 300 meter atau 400 meter. B. Instrumen Kemampuan Dasar Pencak Silat. 1. Pengukuran Penampilan Ketrampilan Pencak Silat. Tujuan Untuk Mengetahui Penampilan ketrampilan pencak silat atlet Untuk Teknik Tendangan Lurus, samping dan sabit Peralatan 1. Sabuk/tali 2. Meteran 3. Tiang setinggi 2 meter 2buah/diganti orang utk memegang. Petugas 1. Pengukur ketinggian 2. Pencatat 3, Penjaga tiang. Pelaksanaan Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sabuk dengan jarak 60 cm putri dan 90 cm putra secara horisontal dan dengan ketinggian 75 cm putri dan 100 cm putra. Kemudian melakukan tendangan ditempat dimana teknik tendangan harus melewati sabuk/tali, tanpa menyentuh, setiap tendangan yang menyentuh sabuk/tali akan dikurangi 1. Setiap atlet melakukan tendangan secara berturut-turut sebanyak 10 tendangan untuk kaki kanan dan 10 tendangn kaki kiri. Pelaksanaan dapat dilakukan 3 kali dan diambil nilai tertinggi. Penilaian Skor berdasarkan jumlah penampilan atlet berdasarkan kisi-kisi instrumen dan dikurangi nilai kesalahan dalam menendang bila menyentuh tali. Indikator dalam tes ini adalah 1 Posisi Sikap pasang ;2Angkatan ; 3saat melepas tendangan/lintasan ; 4 kembali ke sikap pasang. Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Penampilan Ketrampilan Pencak Silat No Indikator Tendangan Lurus/ samping/ Sabit 6 7 8 9 10 1 Posisi Sikap pasang awal 2 Lutut diangkat trelebih dahulu lk 100 derajat 3 Posisi badan saat angkatan kaki dalam keadaan seimbang 4 Melepaskan kaki dengan keadaan lurus 5 Posisi badan saat lepasan kaki dalam keadaan seimbang 6 Posisi kedua tangan merapat dengan badan 7 Menarik kaki dengan lutut merapat lk 1000 8 Posisi badan saat lutut merapat seimbang 9 Posisi kedua tangan di depan dada 10 Kembali kesikap pasang dalam keadaan seimbang Tabel Penilaian Nama …………………………………… Umur …………………………………… Jenis Kelamin Laki-laki/Perempuan Teknik Tendangan Lurus Ka. Lurus Ki Samping Ka Samping Ki Sabit Ka Sabit ki Nilai Pengurangan Total Penilai I Penilai II Penilai III Tabel 3. Penilaian Penampilan Ketrampilan Atlet yang disarankan Katagori Putri Putra Baik Sekali 80 – 100 85 – 100 Baik 71 – 79 74 – 84 Cukup 66 – 70 68 – 73 Kurang 56 – 65 61 – 67 Kurang Sekali > 55 > 60 2. Pengukuran Kecepatan Tendangan Pencak Silat. Tujuan Untuk Mengetahui Kemampuan Kecepatan Tendangan pencak silat atlet Untuk Teknik Tendangan Lurus, samping dan sabit Peralatan 1. Sandsack diharapkan 50 Kg/target Hand Box 2. Meteran 3. Stop Watch Petugas 1. Pengukur ketinggian sandsack/target. 2. Pencatat waktu 3, Penjaga sandsack Pelaksanaan Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sandsack/target dengan satu kaki tumpu berada dibelakang garis sejauh 50 cm putri 60 cm putra. Pada saat aba-aba Ya’, atlet melakukan tendangn dengan kaki kanan dan kembali ke posisi awal dengan menyentuh lantai yang berada dibelakang garis, kemudian melanjutkan tendangn kanan secepat-cepatnya sebanyak-banyaknya selama 10 detik. Demikian juga dengan kaki kiri. Pelaksanaan dapat dilakukan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik dengan ketinggian Sandsack/target 75 cm putri dan 100cm putra. Penilaian Skor berdasarkan waktu tercepat penampilan atlet Formulir Penilaian Kecepatan tendangan. Nama ………………………………….. Umur ………………………………….. Jenis Kelamin Laki-laki/Perempuan Teknik Tendangan Lurus Ka. Lurus Ki Samping Ka Samping Ki Sabit Ka Sabit ki Penampilan 1 Penampilan 2 Penampilan 3 Penilai I Penilai II Penilai III Tabel 4. Penilaian Kecepatan Tendangan Ketrampilan Atlet Katagori Putri Putra Baik Sekali > 24 > 25 Baik 19 – 23 20 - 24 Cukup 16 – 18 17 - 19 Kurang 13 – 15 15 – 16 Kurang Sekali 28 > 30 Baik 23 – 27 25 – 29 Cukup 18 – 22 20 – 24 Kurang 14 – 17 15 – 18 Kurang Sekali 40 > 50 Baik 35 - 39 40 - 49 Cukup 29 - 34 36 - 39 Kurang 23 - 28 30 - 35 Kurang Sekali < 22 < 39 Pemilihan Instrumen Tes Dalam proses pembinaan mengambilan data merupakan keharusan untuk melihat kondisi awal hingga proses perkembangan, dengan pengukuran dan evaluasi dapat memiliki beberapa tujuan, diantaranya dapat menentukkan status, klasifikasi, seleksi, bimbingan dan diagnosis, motivasi, pemeliharaan hasil, kelengkapan pengetahuan, kegiatan penelitian. Akan tetapi tidak semua tujuan cocok untuk segala situasi sepanjang waktu. Evaluasi adalah proses penentuan ukuran atau nilai dari data yang terkumpul. Juga dapat dikatakan bahwa Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan atau program telah tercapai. Dari pengertian ini maka antara penilaian dengan evaluasi hampir sama, bedanya dalam evaluasi berakhir dengan pengambilan keputusan sedangkan penilaian hanya sebatas memberikan nilai dan evaluasi yang tanpa tujuan akan menjadi suatu kegiatan yang tidak bermakna dan tentu saja hal itu tidak dapat dibenarkan. Oleh sebab itu pengukuran dan evaluasi harus mempunyai tujuan. Agar evaluasi efektif pengukuran harus dilakukan dengan tujuan yang jelas, sebelum tes dikelola kita harus mengetahui tujuan atau sasaran yang hendak dicapai jika kita ingin mengevaluasi hasil tes terhadap tujuan. Dalam evaluasi sasarannya harus jelas jika tidak, maka akan berakhir dengan sebuah percobaan yang tanpa arah dan tujuan. Pengukuran dan evaluasi harus dilakukan dan diawasi oleh orang-orang terlatih. Tidak setiap orang dapat mengelola program evaluasi dengan baik. Merupakan suatu hal yang sangat serius jika pengukuran dan evaluasi diserahkan kepada orang yang tidak terlatih, lebih-lebih jika keputusan yang akan dibuat adalah merupakan suatu keputusan yang sangat penting bagi anak didik. Jika kemampuan awal tidak diukur, kita tidak akan mengetahui sejauh mana keberhasilan mereka. Kita tidak mungkin menyusun program yang dibutuhkan atlet jika tidak kita ketahui dari mana mereka memulai. Selalu menggunakan tes yang valid, reliabel dan seobyektif mungkin. Kita harus selalu menggunakan tes yang baku. Tes yang baik adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur valid, hasil tes harus menunjukkan skor yang konsisten jika dilakukan orang yang sama pada giliran yang lain reliabel dan hasil tes harus menunjukkan hasil yang sama tanpa menghiraukan siapa yang melakukan pengetesan obyektif. Buku ini sebagai pedoman Instrumen Pemanduan Bakat cabang Pencak Silat, semoga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya di daerah, mengingat perkembangan Pencak Silat ditingkat daerah dan nasional semakin pesat, lebih-lebih perkembangan Pencak Silat di Manca Negara, semoga Perkembangan kita tidak tertinggal dari mereka yang baru belajar pencak silat. Adapun pemilihan instrumen yang disarankan untuk cabang Pencak silat No Komponen Intrumen TES BIOMOTORIK Antropometri Indeks Massa Tubuh Kecepatan 20 Meter 30 Meter Kelincahan Lari Modifikasi Boomerang Lari Bolak balik Stutle run Koordinasi Memantulkan bola sepak ke dinding Memantulkan bola basket ke dinding Kelentukkan Duduk dan jangkau Sit and reanch Angkat Badan ke atas Trunk Extention Kekuatan Sit Up Push Up Power Lempar Bola Shoot Put Loncat Tegak vertical jump Lompat depan tanpa awalan Lompat tiga kali Dayatahan Aerob Lari 15 Menit Lari KM Multitahap Anaerob Stamina Lari 300 Meter Lari 400 Meter TES KETRAMPILAN Kemampuan Dasar Penampilan Ketrampilan Pencak Silat Kecepatan Tendangan Tendangan sabit 10 detik kanan dan kiri Tendangan lurus 10 detik kanan dan kiri Tendangan samping 10 detik kanan dan kiri Kelincahan Tendangan Tendangan sabit kanan kiri 15 detik Tendangan samping kanan kiri 15 detik Koordinasi Tendangan Serangan beruntun selama 30 detik solospel Pilihan Instrumen dapat dipilih sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan yang diharapkan. 2 Tes Gantung Angkat Tubuh untuk Putra, Tes Gantung Siku Tekuk untuk Putri a) T ujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu b) A lat dan fasilitas 1) l antai rata dan bersih 2) pa lang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan dengan ketinggian peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan – Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan? Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Ini adalah salah satu aspek penting dalam mengukur kinerja atlet yang berkompetisi. Ada berbagai teknik yang digunakan untuk menilai tes angkat badan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Ini adalah cara yang paling mudah dan efisien untuk mengukur kinerja atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan berbagai cara untuk menilai atlet. Salah satu cara untuk menilai adalah dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Ini dapat dengan mudah dihitung dengan membagi jumlah berat badan yang dapat diangkat oleh atlet dengan jumlah berat badan atlet itu sendiri. Ini adalah cara yang paling umum digunakan untuk mengukur kemampuan dan kinerja atlet dalam angkat beban. Selain itu, teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet. Repetisi adalah jumlah kali seseorang dapat mengangkat berat badan yang diberikan. Ini bisa dengan mudah dihitung dengan membagi jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet dengan jumlah berat badan yang dapat diangkat. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Ini adalah waktu di mana atlet dapat menahannya di atasnya. Hal ini bisa dengan mudah dihitung dengan mengambil rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh atlet untuk menahan beban di atasnya. Ada juga teknik lain yang dapat digunakan untuk menilai tes angkat badan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik penilaian berbasis pengamatan. Ini melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Dengan melakukan pengamatan ini, para pengamat dapat menilai keterampilan atlet dalam melakukan gerakan angkat beban. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Ini adalah cara yang paling akurat untuk mengukur kinerja atlet dan membandingkan kinerja mereka dengan orang lain. Teknik penilaian ini juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Dengan teknik penilaian ini, para atlet dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi mereka lebih lanjut. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat 1. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat 2. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh 3. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh 4. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat 5. Teknik penilaian berbasis pengamatan melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan 6. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat 7. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Penjelasan Lengkap Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan 1. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Penilaian ini dapat menyediakan informasi yang berguna tentang kualitas kondisi fisik dan kemampuan angkat beban yang dimiliki atlet. Penilaian ini juga dapat membantu dalam menentukan program latihan yang tepat agar atlet dapat mencapai kinerja puncaknya. Tes angkat badan biasanya melibatkan atlet yang harus mengangkat beban tertentu dari posisi berbaring ataupun dari posisi duduk. Beban yang diangkat bisa berupa barbel, dumbbell, atau beban lain yang disesuaikan dengan tujuan pelatihan tertentu. Beban ini harus ditanggung dengan teknik yang benar dan selesai dalam satu gerakan. Teknik penilaian tes angkat badan biasanya menggunakan skala seperti skala pengukuran kekuatan relatif RFS atau skala ranking angkat beban RWB. Skala RFS digunakan untuk mengukur seberapa besar kekuatan relatif yang dimiliki oleh atlet, sedangkan skala RWB mengukur seberapa baik atlet dapat menghadapi beban yang berbeda. Beberapa tes angkat badan juga menggunakan tes lain untuk mengukur kemampuan angkat beban. Beberapa contohnya adalah tes lompatan, tes putaran, tes waktu, tes grip, dan tes medan. Tes-tes ini digunakan untuk mengukur kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi atlet. Untuk memastikan hasil yang akurat, sebelum melakukan tes angkat beban, atlet harus melakukan latihan yang tepat dan benar. Ini penting agar atlet dapat menyesuaikan dirinya dengan beban yang harus ditanggung dan dapat menunjukkan performa yang baik. Selain itu, atlet harus mengikuti beberapa petunjuk yang disarankan oleh pelatih. Pelatih biasanya akan mengajarkan teknik yang benar untuk mengangkat beban dan menjelaskan cara terbaik untuk mengontrol kekuatan dan ketahanan tubuh. Setelah tes angkat beban selesai dilakukan, atlet harus memeriksa hasilnya. Hasil tes ini akan menunjukkan bagaimana atlet membandingkan kekuatannya dengan orang lain dan bagaimana atlet dapat meningkatkan kekuatannya. Hasil ini juga dapat digunakan untuk menentukan program latihan yang tepat bagi atlet. Dengan demikian, teknik penilaian tes angkat badan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Penilaian ini dapat menyediakan informasi yang berguna tentang kondisi dan kemampuan angkat beban, dan juga dapat membantu dalam menentukan program latihan yang tepat. 2. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Ini adalah cara yang populer untuk mengukur kekuatan dan kesehatan atlet. Prosedur ini biasanya digunakan untuk menilai kemampuan fisik atlet di berbagai tingkat, termasuk kejuaraan. Teknik penilaian berbasis kinerja mengukur berapa banyak berat badan yang dapat diangkat oleh atlet dalam waktu singkat. Angka ini kemudian dicocokkan dengan standar yang ditetapkan untuk menilai kemampuan atlet. Atlet harus dapat mencapai atau melebihi standar tertentu untuk mendapatkan nilai tertinggi. Atlet akan diuji dengan angkat badan tertentu. Hal ini bisa berupa beban yang terdiri dari barbel, dumbel, atau berat lainnya. Atlet harus mengulangi angkat beban ini sebanyak mungkin. Jumlah angkat yang dilakukan oleh atlet ini akan menjadi standar untuk menilai kemampuan fisik atlet. Setelah itu, para juri akan menghitung jumlah angkat yang dilakukan oleh atlet dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan. Jika atlet berhasil mencapai atau melebihi standar, mereka akan mendapatkan nilai tertinggi. Jika atlet tidak dapat mencapai atau melebihi standar, nilai yang mereka dapatkan akan rendah. Teknik penilaian berbasis kinerja ini bermanfaat bagi atlet karena memungkinkan mereka untuk mengetahui tingkat kesehatan dan kekuatan fisik mereka. Dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet, para juri dapat dengan mudah menentukan apakah atlet dapat bersaing dengan atlet lain. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Pertama, para juri harus memastikan bahwa standar yang ditetapkan adalah tepat dan dapat diikuti oleh semua atlet. Kedua, para juri harus memastikan bahwa berat badan yang digunakan untuk mengukur kinerja atlet adalah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ketiga, para juri harus memastikan bahwa atlet memiliki waktu yang cukup untuk melakukan angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja ini berguna bagi para atlet untuk menilai dan mengembangkan kemampuan fisik mereka. Dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet, para juri dapat dengan mudah menentukan tingkat kemampuan fisik atlet. Namun, para juri harus memastikan bahwa standar yang ditetapkan tepat dan dapat diikuti oleh semua atlet. 3. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja merupakan salah satu teknik penilaian yang banyak digunakan untuk menilai tes angkat badan. Pada teknik ini, tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kinerja atlet yang diukur berdasarkan jumlah repetisi yang dapat mereka lakukan dalam jangka waktu tertentu. Artinya, jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet akan menjadi tolak ukur kinerja mereka. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan beberapa komponen, termasuk menentukan desain tes angkat badan yang ingin digunakan, menentukan berapa banyak repetisi yang harus dilakukan oleh atlet, memilih metode pengukuran yang tepat, memilih kriteria penilaian, dan lainnya. Pada teknik penilaian berbasis kinerja, mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet menjadi hal yang sangat penting untuk menilai kinerja mereka. Repetisi adalah jumlah gerakan yang dapat dilakukan oleh atlet dalam jangka waktu tertentu. Untuk tes angkat badan, repetisi dapat diukur dengan menghitung berapa banyak kali atlet dapat berangkat dan kembali ke posisi awal. Dengan demikian, jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet akan menjadi tolak ukur kinerja mereka. Untuk mengukur jumlah repetisi, atlet harus melakukan berbagai tes angkat badan. Setiap tes harus memenuhi kriteria yang ditentukan sebelumnya. Setelah tes selesai, hasilnya akan dianalisis dan dinilai berdasarkan jumlah repetisi yang dapat dicapai oleh atlet. Dengan menggunakan teknik ini, pengamat dapat dengan mudah mengidentifikasi tingkat kinerja atlet dan mengetahui berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka. Kesimpulannya, teknik penilaian berbasis kinerja merupakan teknik yang banyak digunakan untuk menilai tes angkat badan. Dengan teknik ini, tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kinerja atlet dengan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka dalam waktu tertentu. Dengan menggunakan teknik ini, pengamat dapat dengan mudah mengidentifikasi tingkat kinerja atlet dan mengetahui berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka. 4. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja adalah salah satu cara yang digunakan untuk menilai prestasi atlet dalam angkat badan. Teknik ini melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Teknik ini sering digunakan dalam kompetisi angkat berat untuk menentukan siapa yang memenangkan kompetisi. Teknik penilaian berbasis kinerja adalah salah satu yang paling umum digunakan ketika menilai kemampuan angkat badan. Dalam teknik ini, atlet melakukan angkat badan dengan berat tertentu. Setelah atlet berhasil mengangkat berat, dia akan diperintahkan untuk menahan berat badan untuk jangka waktu tertentu. Waktu maksimal yang diperbolehkan untuk menahan berat badan adalah tiga detik. Atlet yang dapat menahan berat badan untuk jangka waktu tersebut akan memenangkan kompetisi. Teknik penilaian berbasis kinerja juga memiliki beberapa keunggulan. Pertama, teknik ini dapat menentukan kemampuan angkat badan yang tepat dari atlet. Teknik ini juga memastikan bahwa atlet yang menang adalah yang terbaik. Kedua, teknik ini dapat menentukan kemampuan angkat badan yang tepat dari atlet dengan mengukur berapa lama mereka dapat menahan berat badan. Teknik ini juga memastikan bahwa atlet yang menang adalah yang paling kuat. Ketiga, teknik ini juga memungkinkan atlet untuk meningkatkan kemampuan mereka secara berkelanjutan. Dengan mengetahui berapa lama mereka dapat menahan berat badan, mereka dapat mengidentifikasi keterbatasan mereka dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan mereka. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi ketika menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Pertama, teknik ini membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk diimplementasikan. Kedua, teknik ini memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Ketiga, teknik ini mungkin tidak sesuai untuk semua jenis angkat badan, seperti angkat bahu dan angkat seluruh badan. Walaupun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, teknik penilaian berbasis kinerja tetap merupakan salah satu yang paling umum digunakan untuk menilai kemampuan angkat badan. Dengan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan, teknik ini dapat memastikan bahwa atlet yang memenangkan kompetisi adalah yang terbaik. Teknik ini juga memungkinkan atlet untuk meningkatkan kemampuan angkat badan mereka dengan berkelanjutan. 5. Teknik penilaian berbasis pengamatan melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Teknik penilaian berbasis pengamatan adalah metode penilaian yang berbasis pada pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Metode ini bergantung pada kemampuan pengamat untuk menilai gerakan atlet secara akurat. Teknik ini biasanya digunakan untuk menilai gerakan atlet dalam olahraga seperti teknik angkat besi, angkat badan, dan lompat tinggi. Salah satu alasan utama penggunaan teknik penilaian berbasis pengamatan adalah karena pengamat dapat secara langsung menilai gerakan atlet. Pengamat dapat dengan mudah mengamati kinerja atlet dan gerakannya. Ini menyediakan pengamat dengan informasi yang akurat dan berharga tentang keterampilan atlet. Selain itu, teknik ini memungkinkan pengamat untuk memberikan tanggapan yang tepat dan cepat. Selain itu, teknik ini juga memungkinkan pengamat untuk memberikan saran dan komentar yang bermanfaat untuk membantu atlet meningkatkan keterampilannya. Ketika menggunakan teknik penilaian berbasis pengamatan, pengamat harus memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang gerakan yang dianalisis. Pengamat harus memahami aturan yang berlaku dalam olahraga dan jenis gerakan yang berlaku. Ini akan memastikan bahwa pengamat menilai keterampilan atlet dengan benar dan memberikan tanggapan yang tepat. Selain itu, pengamat juga harus memiliki kemampuan untuk mengamati gerakan dengan tepat. Pengamat harus dapat mengamati gerakan dengan teliti dan mengenali kesalahan dan keberhasilan atlet. Ini akan membantu pengamat menilai gerakan atlet dengan benar dan memberikan tanggapan yang sesuai. Di akhir penilaian, pengamat akan memberikan penilaian yang akurat tentang keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Dengan informasi ini, atlet akan dapat memahami lebih baik keterampilan mereka dan berusaha untuk meningkatkan kinerja mereka di masa depan. Dengan demikian, teknik penilaian berbasis pengamatan akan membantu atlet mencapai potensi maksimal mereka dalam teknik angkat badan. 6. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik ini memungkinkan tester untuk menilai performa dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan secara kualitatif dari setiap tester. Teknik ini juga memungkinkan tester untuk menilai tes angkat badan secara obyektif dan mengidentifikasi perbedaan antara berbagai tes angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan mencakup tujuh langkah utama. Pertama, tester harus menentukan tujuan tes angkat badan. Tujuan tes angkat badan dapat berkisar dari evaluasi kesehatan umum, kondisi fisik, kondisi mental, kemampuan fisik, kemampuan melakukan aktivitas harian, kemampuan melakukan tugas fisik, hingga tujuan menilai kemampuan atletik. Kedua, tester harus memilih jenis tes angkat badan yang sesuai dengan tujuan tes angkat badan. Jenis tes angkat badan dapat berkisar dari tes kekuatan otot, tes kekuatan otot-otot punggung, tes daya tahan, tes kecepatan, tes keseimbangan, tes kekuatan kaki, hingga tes kekuatan lengan. Ketiga, tester harus menentukan target yang akan dicapai oleh tester selama tes angkat badan. Target dapat berkisar dari mempertahankan postur yang benar, menghitung jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam waktu tertentu, meningkatkan kekuatan otot, hingga meningkatkan daya tahan. Keempat, tester harus mendefinisikan nilai yang akan diterapkan pada setiap tes. Nilai dapat berkisar dari skor kualitatif untuk menilai performa, skor kuantitatif untuk mengukur kekuatan dan kelemahan, hingga skor komposit untuk menilai kinerja keseluruhan. Kelima, tester harus melakukan pengamatan dan evaluasi secara kualitatif. Pengamatan dan evaluasi ini dapat berkisar dari menilai keseimbangan, menilai postur, menilai kontrol gerakan, menilai kekuatan, hingga menilai daya tahan. Keenam, tester harus menerapkan skor kuantitatif untuk mengukur kemampuan tester. Skor kuantitatif ini dapat berkisar dari skor jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam waktu tertentu, skor jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama, skor kekuatan otot, hingga skor daya tahan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan merupakan cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik ini memungkinkan tester untuk menilai performa secara kualitatif dan mengukur kemampuan secara kuantitatif. Dengan teknik ini, tester dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan secara obyektif dan menilai kinerja keseluruhan secara efektif. 7. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Teknik penilaian adalah cara untuk menilai kemampuan seseorang atau kinerja suatu organisasi. Metode ini sering digunakan untuk menilai kemampuan atlet, seperti dalam hal teknik angkat beban. Teknik ini bertujuan untuk mengukur kemampuan fisik atlet, yang dapat membantu dalam perencanaan latihan dan program pelatihan. Saat melakukan teknik penilaian angkat beban, penting untuk memastikan bahwa atlet memiliki peralatan yang tepat, termasuk pakaian, sepatu, beban, dan perlengkapan lain yang tepat. Selain itu, atlet harus memiliki area yang aman untuk melakukan aktivitas angkat beban, dengan lantai yang kokoh dan tidak licin. Ini penting untuk memastikan bahwa atlet tidak mengalami cedera. Setelah memastikan bahwa atlet memiliki peralatan yang tepat dan berada di area aman, tahap selanjutnya adalah melakukan tes angkat beban. Teknik penilaian ini melibatkan atlet melakukan angkat beban dengan berbagai tingkat beban. Tingkat beban yang tepat ditentukan oleh pelatih, tergantung pada tujuan tes angkat beban. Setelah itu, pelatih akan menilai kemampuan atlet untuk menangani beban dengan mencatat jumlah berapa banyak angkat yang dapat dilakukan atlet selama tes. Ketika melakukan tes angkat beban, penting untuk memastikan bahwa atlet melakukan latihan dengan benar. Pelatih harus memastikan bahwa atlet menggunakan teknik yang benar, termasuk memastikan bahwa posisi tubuh, kaki, dan tangan atlet benar dan sesuai dengan standar. Pelatih juga harus memastikan bahwa angkat yang dilakukan atlet dilakukan dengan kecepatan yang tepat dan dengan kontrol yang tepat. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Hal ini penting untuk menentukan mana yang perlu ditingkatkan atau dicapai oleh atlet. Dengan mengetahui area yang membutuhkan perbaikan, pelatih dapat menyesuaikan program pelatihan untuk membantu atlet mencapai tujuannya. Teknik penilaian angkat beban adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mengukur kemampuan atlet. Dengan melakukan tes angkat beban, atlet dapat mengetahui seberapa baik mereka melakukan angkat beban dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan. Dengan cara ini, atlet dapat dengan efektif mencapai tujuan mereka dan meningkatkan kemampuan mereka. RPPK13 Hukum Archimedes. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pendidikan (SMA) Mata Pelajaran : Fisika. Kelas / Semester : X / 2 (Dua) Topik : Fluida Statis. Sub Topik : Hukum Archimedes. Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 kali tatap muka) Teknik Penilaian Tes Eureka Pendidikan. Dalam pembelajaran terdapat beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan pendidik. Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk rnendapatkan informasi tentang proses dan produk belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat tersebut harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan jumlah materi pembelajaran yang sudah disampaikan Rosana, 2014. Dalam memilih teknik penilaian untuk kelompok mata pelajaran, pendidik juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut. 1. Karakteristik kelompok mata pelajaran . 2. Rumusan kompetensi mata pelajaran dalam KI dan KI L. 3. Rumusan indikator pencapaian setiap KD. Pada dasarnya, teknik penilaian yang digunakan dalam pendidikan terdiri dari dua jenis yaitu teknik penilaian tes dan non-tes Arifin, 2014. Teknik penilaian tes terdiri dari tes tulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang teknik penilaian tes. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pertanyaan yang yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes Mardapi, 2007. Tes dibagi menjadi tiga jenis yaitu a tes tulis; b tes lisan; dan c tes perbuatan. a. Tes tertulis paper pencil test Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis. Arifin 2014 119 menyatakan bahwa tes tulis memiliki dua bentuk yaitu bentuk uraian essay dan bentuk objektif objective. 1 Uraian Tes bentuk uraian terdiri dari dua jenis yaitu uraian terbatas dan uraian bebas. Dalam menjawab soal uraian terbatas, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batasnya. Walaupun jawaban peserta didik beraneka ragam, tetapi harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawaban. Penilaian dalam soal uraian terbatas biasanya pada mata pelajaran sains. Penilaian ini lebih objektif karena setiap langkah memiliki skor. Berbeda halnya pada uraian bebas, peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai kemampuannya. Penilaian uraian bebas biasa digunakan pada mata pelajaran sosial. 2 Objektif Tes objektif juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Tes ini disebut objektif karena penilaiannya objektif. Siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif meliputi pilihan ganda, benar-salah dan menjodohkan, sedangkan tes yang jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian. Jika ditinjau dari tujuannya terdapat empat macam tes yang digunakan lembaga pendidikan, yaitu tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif Mardapi, 2007 88. 1 Tes penempatan Tes penempatan dilakukan di awal pelajaran. Hasil tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki peserta didik. Dalam mempelajari suatu bidang studi dibutuhkan pengetahuan pendukung. Pengetahuan pendukung tersebut dapat diketahui dengan menelaah hasil tes penempatan. Contohnya, sebelum mempelajari materi dinamika partikel, peserta didik membutuhkan pengetahuan pendukung tentang differensial dan integral. 2 Tes diagnostik Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes tersebut dilakukan jika diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil tes diagnostik memberika informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. 3 Tes formatif Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tentang keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang semester. Materi tes dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan. 4 Tes Sumatif Tes sumatif diberikan di akhir pelajaran, atau akhir semester. Hasil tes sumatif menentukan keberhasilan belajar peserta didik untuk mata pelajaran tertentu. Tingkat keberhasilan dinyatakan dengan skor atau nilai. Hasil tes dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan belajar, keberhasilan mengajar, serta keduanya. b. Tes lisan Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan seorang atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran Rosana, 2014. c. Tes perbuatan atau praktik atau kinerja Tes praktik, juga biasa disebut tes kinerja, adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya Rosana, 2014. Tes praktik dapat berupa tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes petik kerja. Tes tulis keterampilan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik yang diekspresikan dalam kertas, misalnya peserta didik diminta untuk membuat desain atau sketsa gambar. Dalam pembelajaran IPA, kemampuan merancang eksperimen termasuk bagaimana merancang rangkaian peralatan yang digunakan termasuk contoh tes tulis keterampilan. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera, misalnya mengetahui kerusakan mesin berdasar suaranya, mengetahui nama preparat berdasarkan bayangan benda yang dilihat di bawah mikroskop. Tes simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan tanpa menggunakan peralatan/benda yang sesungguhnya. Tes petik kerja dipakai untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya seperti mendemosntrasikan cara memasak, cara menghidupkan mesin, atau cara menggunakan mikroskop. Setelah memahami mengenai apa itu yang dimaksud dengan Teknik penilaian tes, selanjutnya alangkah baiknya anda juga memahami bagaimana teknik melakukan penilaian non tes yang biasanya selalu beriringan dalam sebuah penelitian Aplikasipenilaian ternak dalam menentukan keunggulan babi, kontes ternak babi. a. Karakteristik berbagai bangsa dan tipe kuda yang terkenal Buku Ajar | PENILAIAN TERNAK 2 Pokok Bahasan Teknik Penilaian Ternak Sub Pokok Bahasan a. Penanganan ternak (handling) b. Gambaran tentang ternak ideal c. Penggunaan kartu skor d. Penilaian komparatif e.
Sobat semua kemarin sudah saya posting masalah Perbedaan bola voli indor dan voli pantai. untuk sekarang saya ingin berbagi gimana sih cara kita mengukur tingkat kesegaran jasmani kita khususnya dalam permainan bola voli. kalau masalah maen pasti sudah pernah kan. tapi tidak banyak kita tahu bagaimana mengukur kondisi fisik kita apakah sudah baik atau masih kurang. kalu kurang tentunya kita harus berlatih kesegaran jasmani yang lebih giat untuk meningkatkan ketahanan fisik maupun stamina dalam bermain. ok gk usah panjang lebar deh... berikut cara mengukur kondisi fisik pemain bola voli. Kondisi Fisik Lari Cepat sprint 60 meter Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes lari cepat sprint 60 meter adalah sebagai berikut Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari seseorang. Alat/fasilitas Lintasan lurus, rata dan tidak licin serta jarak antara garis begin dan finish 60 meter. Peluit Stopwatch Bendera Start Pelaksanaan Tastee berdiri dibelakang garis begin dengan sikap berdiri, pada waktu diberi aba-aba ya, tastee lari ke depan secepat mungkin untuk menempuh jarak 60 meter. Pada saat tastee menyentuh/melewati garis finish, stopwatch dihentikan. Kesempatan lari diulang apabila Pelari mencuri begin dan berlari di luar lintasan. Pelari terganggu oleh pelari lainya. Skor Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 60 meter. Angkat Tubuh Pull-up 60 detik Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes angkat tubuh pull-up selama 60 detik adalah sebagai berikut Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot bahu alat/fasilitas Palang sejajar Stopwatch Pelaksanaan Tastee tergantung pada palang tunggal, badan dan tungkai lurus, kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus. Tastee mengangkat tubuhnya dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, kemudian kembali ke sikap semula, melakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama 60 detik. Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila Pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal Pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus Hasil Yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna. Yang dicatat adaiah jumlah frekuensi angkatan yang dapat dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik. Peserta yang tidak mampu melakukan tes angkatan tubuh ini, walaupun teiah berusaha, diberi nilai nol 0. Sit-up selama 60 detik Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes sit-up selama 60 detik adalah sebagai berikut Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut. Alat / fasilitas Lantai/lapangan rumput. Stopwatch Pelaksanaan Tastee berbaring terlentang di atas lantai/ rumput, kedua lutut ditekuk kurang lebih 90. Kedua tangan dilipat dan diletakkan di belakang, dengan jari tangan saling berkaitan dan kedua tangan menyentuh lantai. Salah seorang teman tastee membantu memegang dan menekan kedua pergelangan kaki agar kaki tastee tidak terangkat. Pada aba-aba ya tastee bergerak mengambil sikap duduk, kemudian kembali kesikap semula. Lakukan gerakan itu berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat selama 60 detik. Gerakan itu gagal bilamana Kedua tangan lepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin. Kedua tungkai ditekuk lebih dari 900 Kedua siku tidak menyentuh dada. Skor Jumlah sit-up yang dilakukan dengan benar selama 60 detik setiap gerakan sit-up yang tidak benar diberi angka nol. Loncat Tegak vertical jumping Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes loncat tegak vertical jumping adalah sebagai berikut. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak power otot tungkai. Tastee berdiri tegak didekat dinding, bertumpu pada kedua kaki dengan salah satu lengan yang berada didekat dinding diluruskan ke atas, ditempelkan pada papan skala sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. Kemudian tastee mengambil sikap awalan dengan membengkokan kedua lutut dan kemudian loncat setinggi mungkin dan sambil menepuk papan skala dengan tangan terdekat sehingga meninggalkan bekas pada papan skala selanjutnya mendarat dengan kedua kaki. Skor Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut, sebagai hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi dikurangi tinggi raihan pada loncatan. Lari Jarak 1200 Meter Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes lari jauh 1200 meter adalah sebagai berikut Tujuan tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan kardiodespiratori. Alat/fasilitas Lapangan yang rata atau lintasan dengan jarak 1200 meter Stopwatch Bendera begin Peluit Pelaksanaan Tastee berdiri di belakang garis begin. Pada aba-aba siap tastee mengambil sikap berdiri untuk siap lari. Pada aba-aba ya , tastee lari menuju garis finish dengan menempuh jarak 1200 meter. Bila ada tastee yang mencuri start, maka tastee akan diulang. Skor Hasil yang dicatat sebagai skor kemampuan lari 1200 meter adalah waktu tempuh jarak 1200 meter. Kriteria penilaian yang akan digunakan mengacu pada norma-norma yang telah dipakai dari setiap skor butir-butir dengan kategori 1 baik sekali, 2 baik, 3 sedang, 4 kurang, dan 5 kurang sekali. Kategori nilai setiap komponen kondisi fisik adalah sebagai berikut Kategori Konversi Nilai Baik Sekali BS Baik B Sedang S Kurang K Kurang Sekali KS 5 4 3 2 1 Jumlah Nilai Klasifikasi 22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5 – 9 Baik Sekali BS Baik B Sedang S Kurang K Kurang Sekali KS Untuk menentukan nilai secara keseluruhan kondisi fisik dilakukan dengan cara Menjumlahkan nilai konversi skor dari setiap komponen kondisi fisik atlet tersebut. Hasil jumlah tersebut di atas dibagi dengan banyaknya komponen fisik dasar dari cabang olahraga yang bersangkutan. Hasil ini kemudian dinotasikan ke dalam tabel kategori status kondisi fisik atlet seperti tersebut di dalam tabel berikut Nilai Lari 60m detik Pull Up 60 detik kali Sit Up 60 detik kali Vertical jump cm Lari 1200m menit Nilai 5 4 3 2 1 s/d – – – – - dst 19 ke atas 14 – 18 9 – 13 5 – 8 0 – 4 41 ke atas 30 – 40 21 – 29 10 – 20 0 – 9 73 ke atas 60 – 72 50 – 59 39 – 49 38 - dst s/d – 3’14” 3’15” – 4’.25” 4’26” – 5’12” 5’13” – 6’33” 6’34” - dst 5 4 3 2 1 Demikian yang bisa volimaniak sampaikan mengenai cara mengukur tingkat kesegaran jasmani, semoga bisa bermanfaat bagi anda yang membutuhkannya, terimakasih.

Posisibadan dan kepala Anda harus dalam keadaan atau posisi vertical dengan siku membentuk sudut 90 derajat. Ketika mendorong tubuh ke depan dengan sempurna, kaki belakang digerakkan ke depan. Saat ingin menyentuh tanah, ujung jari kaki disentuhkan ke bawah atau tanah.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 170 a. Untuk peserta tes Berikut merupakan beberapa prosedur yang harus diikuti peserta tes sebelum melalukan tes kebugaran jasmani. 1 Kondisi tubuh sehat dan it. 2 Dua jam sebelumnya harus sudah makan. 3 Menggunakan pakaian dan sepatu olahraga. 4 Memahami terlebih dahulu tata cara pelaksanaan tes. 5 Melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan tes. 6 Peserta yang tidak dapat melakukan salah satu tes dianggap gugur. b. Untuk guru atau petugas tes Prosedur pelaksanaan tes untuk guru atau petugas tes sebagai berikut. 1 Memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. 2 Memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk mencoba beberapa gerakan tes. 3 Memperhatikan waktu perpindahan dari tes yang satu ke tes yang lain. 4 Memberikan nomor peserta yang jelas dan dapat dilihat oleh petugas tes. 5 Tidak memberikan nilai pada peserta tes yang tidak dapat melakukan salah satu tes. 6 Mencatat hasil tes pada formulir yang telah disediakan. 2. Langkah-langkah tes kebugaran Berikut diuraikan langkah-langkah tes kebugaran jasmani. a. Tes lari cepat 60 m Tujuan tes lari cepat 60 meter ialah untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan mengukur kecepatan lari serta menentukan tingkat kesegaran jasmani siswa. Peralatan dan perlengkapan 1 Lintasan lari yang lurus, datar, rata, tidak licin yang berjarak 60 meter 2 Stopwatch 3 Bendera start 4 Kapur 5 Alat tulis 6 Nomor dada 7 Tiang pancang Di unduh dari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 171 Pelaksanaan tes 1 Siswa bersiap berdiri di belakang garis start. 2 Pada saat aba-aba bersedia, peserta mengambil sikap start jongkok 3 Pada saat aba-aba ya, siswa berlari sekencang-kencangnya sampai garis inish. 4 Lari diulang jika ada siswa yang mencuri start atau salah seorang peserta mengganggu peserta lainnya. Teknik penilaian 1 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai siswa untuk menempuh jarak 60 meter. 2 Angka dicatat sampai per seratus detik bila stopwatch-nya digital, namun bila manual sampai per sepuluh detik. b. Angkat badan Tujuan angkat badan adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu. Peralatan dan perlengkapan 1 Palang tunggal. 2 Stopwatch. 3 Formulir tes dan alat tulis. 4 Nomor dada. 5 Serbuk kapur. Pelaksanaan tes untuk putri chinning 1 Palang tunggal dipasang dengan ketinggian 150 cm di atas permukaan tanah. 2 Peserta menggantungkan badannya di bawah palang tersebut dengan posisi lengan lurus. 3 Kemudian, lakukan gerakan membengkokkan lengan, lalu melurus- kannya kembali. 4 Lakukan selama 60 menit. Pelaksanaan tes untuk putra pull up 1 Peserta bergantung pada palang tunggal sehingga badan, kepala, dan tungkai lurus. 2 Peserta membuka kedua lengannya selebar bahu dan keduanya lurus. 3 Peserta mengangkat tubuhnya dengan membengkokkan sampai dagu melewati palang tunggal, kemudian kembali ke sikap awal. 4 Gerakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang tanpa istirahat selama 60 detik. Di unduh dari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 172 Gambar Pull up untuk putra dan chinning untuk putri Teknik penilaian 1 Skor tes didasarkan pada jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar. 2 Jika siswa tidak dapat melakukan sikap tersebut dinyatakan gagal dan mendapatkan nilai nol. c. Baring duduk Bergantungangkat badan (pull up) untuk putra umur 12 tahun keatas, dan bergantung siku tekuk (flexed arm hang) untuk putri dan putra umur kurang dari 12 tahun; Kekuatan peras (grip strength) Lari hilir-mudik (shutttle run) 4 X 10 m; Baring duduk (sit up) selama 30 detik; Lentuk togok ke muka (forward flexion of trunk) Lari jauh: Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 170 a. Untuk peserta tes Berikut merupakan beberapa prosedur yang harus diikuti peserta tes sebelum melalukan tes kebugaran jasmani. 1 Kondisi tubuh sehat dan it. 2 Dua jam sebelumnya harus sudah makan. 3 Menggunakan pakaian dan sepatu olahraga. 4 Memahami terlebih dahulu tata cara pelaksanaan tes. 5 Melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan tes. 6 Peserta yang tidak dapat melakukan salah satu tes dianggap gugur. b. Untuk guru atau petugas tes Prosedur pelaksanaan tes untuk guru atau petugas tes sebagai berikut. 1 Memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. 2 Memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk mencoba beberapa gerakan tes. 3 Memperhatikan waktu perpindahan dari tes yang satu ke tes yang lain. 4 Memberikan nomor peserta yang jelas dan dapat dilihat oleh petugas tes. 5 Tidak memberikan nilai pada peserta tes yang tidak dapat melakukan salah satu tes. 6 Mencatat hasil tes pada formulir yang telah disediakan. 2. Langkah-langkah tes kebugaran Berikut diuraikan langkah-langkah tes kebugaran jasmani. a. Tes lari cepat 60 m Tujuan tes lari cepat 60 meter ialah untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan mengukur kecepatan lari serta menentukan tingkat kesegaran jasmani siswa. Peralatan dan perlengkapan 1 Lintasan lari yang lurus, datar, rata, tidak licin yang berjarak 60 meter 2 Stopwatch 3 Bendera start 4 Kapur 5 Alat tulis 6 Nomor dada 7 Tiang pancang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 171 Pelaksanaan tes 1 Siswa bersiap berdiri di belakang garis start. 2 Pada saat aba-aba bersedia, peserta mengambil sikap start jongkok 3 Pada saat aba-aba ya, siswa berlari sekencang-kencangnya sampai garis inish. 4 Lari diulang jika ada siswa yang mencuri start atau salah seorang peserta mengganggu peserta lainnya. Teknik penilaian 1 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai siswa untuk menempuh jarak 60 meter. 2 Angka dicatat sampai per seratus detik bila stopwatch-nya digital, namun bila manual sampai per sepuluh detik. b. Angkat badan Tujuan angkat badan adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu. Peralatan dan perlengkapan 1 Palang tunggal. 2 Stopwatch. 3 Formulir tes dan alat tulis. 4 Nomor dada. 5 Serbuk kapur. Pelaksanaan tes untuk putri chinning 1 Palang tunggal dipasang dengan ketinggian 150 cm di atas permukaan tanah. 2 Peserta menggantungkan badannya di bawah palang tersebut dengan posisi lengan lurus. 3 Kemudian, lakukan gerakan membengkokkan lengan, lalu melurus- kannya kembali. 4 Lakukan selama 60 menit. Pelaksanaan tes untuk putra pull up 1 Peserta bergantung pada palang tunggal sehingga badan, kepala, dan tungkai lurus. 2 Peserta membuka kedua lengannya selebar bahu dan keduanya lurus. 3 Peserta mengangkat tubuhnya dengan membengkokkan sampai dagu melewati palang tunggal, kemudian kembali ke sikap awal. 4 Gerakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang tanpa istirahat selama 60 detik. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 172 Gambar Pull up untuk putra dan chinning untuk putri Teknik penilaian 1 Skor tes didasarkan pada jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar. 2 Jika siswa tidak dapat melakukan sikap tersebut dinyatakan gagal dan mendapatkan nilai nol. c. Baring duduk Dalamrangka implementasi kurikulum 2013 di madrasah, maka Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menyusun Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar pada Madrasah Aliyah (MA) sebagai salah satu panduan bagi pendidik dan satuan pendidikan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar di madrasah. Kebugaran Jasmani Oleh Guru PendidikanDiposting pada Oktober 22, 2020April 14, 2021 – Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di Kali ini akan membahas mengenai Kebugaran Jasmani. Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai Kebugaran Jasmani? Simak […]
testertulis. 2. Penilaian Keterampilan 3. Teknik penilaian, yaitu tes praktik. 4. Instrumen penilaian, yaitu lembar pengamatan keterampilan. Hari / Tanggal : Alokasi Waktu : 1 x Pembelajaran Pembelajaran : 3 KD Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pokok Penilaian 3.6 4.6 1. Menjelaskan variasi dan kombinasi pola gerak
Bagaimana teknik penilaian tes angkat tubuh? Untuk skor hasil tes angkat tubuh dihitung dengan menjumlahkan jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar selama 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra. Adapun untuk setiap gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0. Bagaimanakah gerakan Melakukan Tes gantung angkat tubuh? Sikap awal berdiri di bawah palang tunggal. Kemudian meloncat sendiri atau dibantu teman untuk bergantung pada palang tunggal. Angkat badan menggunakan kedua tangan hingga dagu melewati palang. Badan diturunkan kembali ke posisi semula. Bagaimanakah pelaksanaan tes kebugaran angkat tubuh atau pull-up? Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan, sehinggadagu menyentuh atau berada di atas palang tunggal kemudian kembali ke sikap permulaan. Gerakan ini dihitung satu kali. Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki tetapmerupakan satu garis lurus. Apa tujuan dari tes angkat beban? Tes Angkat Tubuh pull-up, tujuan dari tes kebugaran jasmani ini adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu. Bagaimana cara teknik pengukuran latihan kebugaran jasmani? Lari cepat 50 meter. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur lari seseorang. Tes gantung angkat tubuh putra dan gantung siku putri Tes baring duduk sit up Loncat tegak. Lari jarak menengah. Apa yang menjadi tujuan dari tes angkat tubuh 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra? b. Aktivitas tes angkat tubuh 30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera. 1 Tujuan mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu. Bagaimanakah cara melakukan tes gantung siku tekuk? Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin. Lamanya wakti saat bergantung tersebut dicatat sebagai hasil. Sebutkan langkah langkah angkat badan brainly? Jawaban Genggam dengan kuat barbell, tarik napas dalam, condonkan badan ke depan dari pinggul sambil menjaga tulang belakang lurus. Pelaksanaan Tes gantung angkat tubuh selama berapa? a. Tes gantung angkat tubuh 60 detik, untuk putra 1 Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahan otot lengan dan bahu. Apa alat yang dibutuhkan dalam melakukan tes angkat? b. Alat dan fasliltas 1 lintasan lari meter untuk putra dan 800 meter untuk putri; 2 stopwatch; 3 bendera start; 4 peluit; 5 tiang pancang; 6 alat tulis. Apa saja bentuk bentuk tes kebugaran jasmani? Tes daya tahan jantung dan paru-paru. Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu bekerja dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan berlebihan. Tes daya tahan otot. Tes kelenturan. Tes kekuatan. Tes kelincahan. 3 Apa saja peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tes pull up? palang sejajar. palang tunggal. palang besi. Apa tujuan dari melakukan tes loncat tegak? Tujuan dari loncat tegak adalah untuk mengukur daya ledak tenaga eksplosif seseorang. Gerakan dalam tes ini adalah peserta mengambil awalan sikap menekuk lutut dan kedua tangan diayun ke belakang. Peserta kemudian meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat. Apa tujuan utama dari latihan kebugaran jasmani? Tujuan utama latihan kebugaran jasmani adalah menjaga kesehatan. Bila dilakukan secara rutin, hal ini dapat membuat tubuh lebih sehat dan bugar. Dengan tubuh yang sehat dan bugar, maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan lancar. Apa fungsi dari tes kebugaran jasmani? Menurut Sugiono, 201032-35, disebutkan bahwa tes kesegaran jasmani memiliki 6 fungsi, yaitu a. Mengukur kemampuan fisik seseorang. b. Menentukan status kondisi fisik seseorang. c. Menilai kemampuan fisik seseorang sebagai salah satu tujuan pengajaran pendidikan jasmani d. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tes dan pengukuran kebugaran jasmani? Jawaban. Jawaban Dalam konteks kebugaran jasmani, tes merupakan suatu bentuk pengukuran untuk menilai kemampuan aktivitas jasmaniah. Sedangkan pengukuran kebugaran jasmani merupakan proses pengumpulan data atau informasi dari suatu objek tertentu. Bagaimana cara mengukur kecepatan seseorang? Untuk mengukur kecepatan, Anda harus mengetahui jarak yang ditempuh objek dan waktu tempuh, kemudian menghitung kecepatan dengan membagi jarak dengan waktu. Apakah yang menjadi tujuan dari tes lari cepat 60 meter? Tes lari 60 meter pada tes kebugaran jasmani bertujuan untuk mengukur kecepatan lari mahasiswa. Alat yang digunakan pada tes lari 60 meter terdiri dari bendera, tiang, peluit, stopwatch, kapur, dan formulir. Apa tujuan melakukan tes lari jauh 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra? Lari 1000 meter untuk siswa putri dan 1200 meter untuk siswa putra adalah tes yang dilakukan untuk mengukur daya tahan jantung dan paru. References Pertanyaan Lainnya1Yang Bukan Termasuk Teknik Dasar Dalam Permainan Sepak Bola Adalah?2Al Muqaddim Jika Ditulis Arab Adalah?3Kegiatan Yang Mencerminkan Implementasi Kedaulatan Rakyat?4Jelaskan Cara Menerapkan Kejujuran Di Rumah?51 4 Kilo Sama Dengan Berapa Gram?6Diantara Nabi Berikut Ini Yang Menerima Suhuf Adalah?7The Travelers and a Tree?8Renang Gaya Bebas Termasuk Olahraga Jenis?9Dibawah Ini Bukan Tata Tertib Di Kolam Renang Adalah?10Musik Instrumental Adalah Sajian Musik Yang Dalam Penyajiannya Hanya Menggunakan?
\n \n\n\nbagaimana teknik penilaian tes angkat badan
Webinar ini terselenggara karena kita merespon kebutuhan saat ini, bagaimana melakukan pemasaran makanan jajanan sehat berbasis pangan lokal di masa pandemi covid-19. Jadi diharapkan kegiatan ini akan mampu mempercepat proses pengembangan budaya kewirausahaan di Perguruan Tinggi," jelas Dr Nur Qudus.
– Tes kemampuan angkat beban dengan pull up bertujuan untuk mengukur kekuatan otot lengan dan bahu. Standar pelaksanaan test pull up atau angkat badan adalah 60 detik baik untuk putra maupun putri. Bagaimana pelaksanaan tes angkat tubuh? b Cara melakukan 1 Sikap awal bergantung pada palang tunggal, jarak kedua tangan selebar bahu, posisi telapak tangan mengahadap kearah kepala, kedua lengan lurus. 2 Mengangkat tubuh ke atas hingga dagu berada di atas palang. Apa yang kamu ketahui tentang gantung angkat tubuh? Gantung angkat tubuh atau pull-up merupakan contoh gerakan dalam senam ketangkasan yang bertujuan melatih kekuatan dan daya tahan otot lengan. Berapa kali push up dalam 1 hari? Idealnya kamu sebaiknya melakukan push–up sebanyak 3 set yang masing-masing terdiri dari 12 push–up setiap harinya. Hal ini bisa membuatmu memperoleh kekuatan pada ototmu. Berapa repetisi pull up? Pull Up 1 Set X 25 Repetisi, Jeda Istirahat 30-60 Detik Lakukan gerakan ini dengan memanfaatkan beban tubuh sendiri. Berapa detik melaksanakan aktivitas tes angkat tubuh untuk putra? Kata Kunci Tes Angkat Tubuh Untuk skor hasil tes angkat tubuh dihitung dengan menjumlahkan jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar selama 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra. Apa tujuan melakukan Tes gantung angkat tubuh? a. Tes gantung angkat tubuh 60 detik, untuk putra 1 Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahan otot lengan dan bahu. Bagaimana pelaksanaan tes baring duduk selama 60 detik? a Berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut ± 90o , kedua tangan jari-jarinya berselang selip diletakan di belakang kepala atas. b Petugas/peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kedua kaki, agar kaki tidak terangkat. Apa tujuan dari tes baring duduk selama 60 detik? tes baring duduk 60 detik tujuanya untuk untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut. Apakah tujuan latihan gantung siku tekuk atau angkat tubuh 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra? b. Aktivitas tes angkat tubuh 30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera. 1 Tujuan mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu. Apakah yang menjadi tujuan tes angkat tubuh 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra? Kekuatan dan daya tahan otot lengan. Bagaimana ketentuan tes angkat badan dianggap gagal? 3 Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila a pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun b pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal c pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus e Pencatatan Hasil 1 yang dihitung adalah angkatan yang … Tes TKJI meliputi apa saja? Dalam hal in mahasiswa mampu memaparkan TKJI untuk usia 16-19 tahun yang terdiri dari 5 item tes yaitu tes lari 60 meter, gantung siku 60 detik, baring duduk 60 detik, loncat tegak serta lari 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra. Apa manfaat pull up setiap hari? Memperkuat otot punggung, lengan, dan bahu. Melatih kekuatan genggaman tangan. Meningkatkan kesehatan fisik. Menjaga berat badan ideal. Menjaga kesehatan mental. Berapa lama waktu istirahat otot? Berapa Lama Pemulihan Otot Setelah Berolahraga Pada latihan yang relatif ringan, otot Anda mungkin dapat pulih dalam 24 jam, sedangkan latihan yang lebih menantang mungkin memakan waktu dua hingga tiga hari. Latihan yang sangat intens mungkin memakan waktu lebih lama. Kapan otot terbentuk setelah olahraga? Kebanyakan pemula akan merasakan otot mulai terbentuk dan kekuatan otot bertambah dalam waktu delapan minggu setelah dimulainya latihan atau olahraga baru. Bertambahnya massa otot ini akan lebih cepat terlihat pada otot yang memiliki massa lemak lebih sedikit, seperti area lengan. Kenapa push up terasa berat? Salah satu penyebab orang susah melakukan push–up adalah adanya masalah pada sendi dan tendon. Osteoartritis, tendinitis, atau cedera pada otot tendon yang berada di lengan, siku, dan bahu bisa saja yang menjadi dalang mengapa Anda kesulitan melakukan push–up. Berapa kali sit up setiap hari? Olahraga ini akan memberikan manfaat lebih banyak apabila dilakukan secara rutin, setidaknya 10-20 kali dalam sehari. Biasanya kaum pria melakukan gerakan sit–up secara rutin guna mendapatkan perut six pack. Referensi Pertanyaan Lainnya1Jelaskan Dengan Contoh Saat Disebut Barang Bebas Dan Barang Ekonomi?2Alat Semacam Filling Cabinet Yang Digerakkan Dengan Cara Diputar Adalah?3Sebutkan Atribut Dan Perlengkapan Dari Tari Yapong?4Nama Tepung Tanaman Asal Karakteristiknya?5How Is the Water of Bunaken National Marine Park?6Kerajinan Nilai Pada Produk Kerajinan Bahan Keras?7Berikut Ini Yang Termasuk Ke Dalam Fase Pasca Embrionik Adalah?8Bentuk Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa?9Berikut Yang Bukan Gejala Yang Menyertai Reaksi Kimia Adalah?10Tujuan Pengenalan Air Dalam Olahraga Renang Adalah Brainly?
Teknikpenilaian: 1 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai siswa untuk menempuh jarak 60 meter. 2 Angka dicatat sampai per seratus detik bila stopwatch-nya digital, namun bila manual sampai per sepuluh detik. b. Angkat badan Tujuan angkat badan adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu. Tahukah Anda cara untuk mengetahui apakah tubuh kita bugar atau tidak? Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh menyesuaikan beban fisik yang diterima tanpa adanya gangguan atau kelelahan berlebih. Untuk mengetahui kondisi ini, Anda bisa menjalani serangkaian tes kebugaran jasmani. Lalu, apa saja bagian yang diperiksa melalui tes ini? Apa itu tes kebugaran jasmani? Tes kebugaran jasmani atau dikenal sebagai fitness test adalah serangkaian tes yang membantu mengevaluasi kondisi kesehatan dan fisik seseorang secara keseluruhan. Prosedur ini umumnya menjadi bagian proses penerimaan profesi yang mengandalkan fisik, seperti polisi, petugas pemadam kebakaran, hingga personel militer. Tes kebugaran jasmani juga biasa dilakukan di lingkungan sekolah atau untuk kebutuhan pribadi. Jika Anda hendak melakukan tes kebugaran jasmani, berikut hal-hal yang perlu Anda perhatikan. Melakukan tes dalam kondisi sehat dan benar-benar siap. Maksimal makan dua jam sebelum tes berlangsung. Memakai sepatu dan pakaian olahraga. Melakukan pemanasan warming up dan menguasai materi tes terlebih dulu. Memahami tata cara pelaksanaan tes dari awal hingga akhir. Mengerti poin penilaian yang dilakukan selama tes. Anda juga perlu mempersiapkan beberapa peralatan tambahan, seperti stopwatch , pengukur tinggi badan, timbangan, formulir penilaian, dan alat tulis. Selain itu, mintalah teman Anda untuk membantu proses pencatatan dan perhitungan poin penilaian. Mengenal macam-macam tes kebugaran jasmani Dikutip dari Mayo Clinic , secara umum tes kebugaran akan menilai empat bagian utama, yakni kebugaran aerobik jantung dan paru-paru, kekuatan dan daya tahan otot, kelenturan, dan komposisi tubuh. Tes kebugaran lain juga memasukkan aspek kelincahan dan kecepatan dalam kriteria penilaiannya. Macam-macam latihan yang dilakukan dalam tiap bagian tes kebugaran jasmani antara lain seperti di bawah ini. 1. Tes kekuatan dan daya tahan otot Tes kekuatan dan daya tahan otot akan mengukur jumlah kekuatan maksimal yang dapat diberikan pada otot atau kelompok otot tertentu dalam satu waktu. Hal ini dapat menghitung lamanya waktu otot dapat berkontraksi sebelum Anda mengalami kelelahan. Pengujian ini juga dapat mengetahui mana otot atau kelompok otot yang memiliki kekuatan paling besar, serta mana yang lemah dan berisiko cedera. Beberapa tes kebugaran jasmani untuk menguji kekuatan dan daya tahan otot, misalnya push up , sit up , pull up , squat , dan vertical jump . Push up Posisikan tubuh Anda dengan berbaring telungkup pada lantai dengan bagian siku ditekuk dan telapak tangan di samping bahu. Jaga posisi punggung Anda tetap lurus, kemudian dorong lengan hingga lurus. Kemudian turunkan tubuh Anda hingga siku kembali ditekuk dan dagu menyentuh lantai. Lakukan push up berulang kali hingga sebanyak yang Anda bisa. Sit up Berbaring telentang di lantai dan kedua lutut ditekuk dengan sudut 90 derajat. Letakkan kedua tangan di belakang kepala atau pada posisi menyilang di depan dada. Angkat kepala dan bahu Anda dari lantai hingga lengan menyentuh paha, perhatikan bagian bokong dan kaki jangan sampai ikut terangkat. Kembali lagi ke posisi bawah dan lakukan sit up semampu Anda. Pull up Berdiri di bawah palang tunggal, kemudian genggam palang dengan posisi telapak tangan menghadap kepala. Angkat tubuh Anda dengan membengkokkan kedua lengan hingga dagu menempel atau berada di atas palang. Lakukan gerakan naik-turun berulang-ulang dengan posisi kepala hingga ujung kaki tetap lurus. Squat Awali gerakan squat dengan posisi berdiri tegak dan buka kaki Anda selebar pinggul. Turunkan tubuh sejauh yang Anda bisa dengan mendorong punggung ke belakang, sambil lengan lurus ke depan untuk menjaga keseimbangan. Posisi tubuh bagian bawah harus sejajar lantai dan dada dibusungkan. Kembali ke posisi berdiri dan lakukan gerakan naik-turun semampu yang Anda bisa. Vertical jump Siapkan ujung jari yang sudah diolesi dengan serbuk kapur, kemudian berdiri tegak dekat dinding dan papan skala dengan kaki yang rapat. Angkat tangan Anda yang berada di dekat dinding dan tempelkan bekas kapur pada papan skala. Lakukan awalan untuk melompat tegak dengan menekuk lutut dan kedua lengan Anda diayun ke belakang. Loncatlah setinggi mungkin samping menepuk papan dengan tangan hingga meninggalkan bekas kapur. Hitunglah selisih antara bekas kapur saat berdiri tegak dan setelah meloncat. 2. Tes daya tahan jantung dan paru-paru Tes ketahanan jantung dan paru-paru juga dikenal sebagai tes stres. Pengujian dilakukan untuk mengukur efektivitas jantung dan paru-paru dalam bekerja untuk memasok oksigen dan energi ke tubuh selama aktivitas fisik. Berikut ini tes daya tahan jantung dan paru-paru yang umum dilakukan. Tes lari 2,4 kilometer Pengujian dilakukan dengan lari jarak jauh, yakni 2,4 kilometer untuk orang dewasa dan 1,2 kilometer untuk remaja dengan waktu tempuh dihitung dari titik start hingga finish. Anda bisa lari semaksimal mungkin atau menyelingi dengan berjalan santai. Tes VO2 max Pengujian dilakukan untuk menunjukkan seberapa banyak tingkat konsumsi oksigen VO2 max Anda dengan alat bantu pernapasan saat melakukan latihan intens. 3. Tes kelenturan Tes kelenturan atau fleksibilitas sendi adalah bagian tes kebugaran jasmani untuk menentukan apakah tubuh Anda memiliki ketidaksimbangan postur, ketidakstabilan pergelangan kaki, atau rentang gerak lainnya. Berikut ini latihan yang bisa Anda lakukan untuk mengukur kelenturan tubuh. Tes fleksibilitas bahu zipper test Posisi badan berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar pinggul. Letakkan telapak tangan kanan Anda di belakang leher, sementara telapak tangan kiri di belakang punggung. Usahakan menjangkau kedua telapak tangan hingga saling bersentuhan dan hitung selisih jarak antara keduanya. Tes sit-and-reach Duduk dengan posisi kaki lurus dan sedikit terbuka pada lantai, kemudian buatlah garis batas antara kedua kaki di lantai dengan menggunakan selotip atau lakban putih. Secara perlahan bungkukkan badan dengan posisi lengan lurus ke depan. Letakkan jari pada garis batas selotip atau sejauh yang Anda mampu, lalu tandai jarak yang berhasil Anda capai. 4. Tes kelincahan Tes kelincahan bertujuan untuk mengukur kemampuan tubuh Anda dalam mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Selain itu, latihan ini dapat membantu Anda meningkatkan kecepatan, daya ledak, koordinasi, dan keterampilan olahraga tertentu. Di bawah ini latihan yang dapat mengukur kelincahan tubuh Anda. Tes lari bolak-balik shuttle run Lari bolak-balik atau shuttle run adalah bentuk latihan kecepatan dan kelincahan paling dasar. Latihan ini mudah dilakukan dan banyak diterapkan pada atlet sepak bola atau basket. Anda cukup larik bolak-balik dengan jarak 5 meter sebanyak-banyaknya dalam satu waktu. Tes pliometrik Pliometrik atau plyometric adalah jenis olahraga yang mengharuskan Anda melompat dan bergerak aktif untuk meningkatkan refleks pada pergelangan kaki. Salah satu latihan pliometrik yang dapat Anda lakukan adalah melompat ke atas kotak atau box . 5. Tes kecepatan Sesuai dengan namanya, tes kecepatan bertujuan untuk mengukur kecepatan Anda untuk melakukan suatu gerakan dalam waktu singkat. Selain itu, tujuan dari latihan ini juga untuk menentukan akselerasi, kecepatan lari maksimum, dan ketahanan kecepatan tergantung dari jarak lari. Tes lari sprint Tes lari jarak pendek sprint dapat dilakukan pada jarak yang berbeda-beda mulai 50 meter, 100 meter, 200 meter, hingga 400 meter. Penentuan pilihan jarak tergantung pada faktor yang diuji dan relevansi dengan kebutuhan. Dalam tes ini, Anda diharapkan berlari dalam kecepatan penuh dari start sampai garis finish. 6. Tes komposisi tubuh Selain kelima pengujian di atas, tes kebugaran jasmani juga dalam dilakukan dengan mengukur komposisi tubuh. Tes komposisi tubuh bisa menggambarkan berbagai komponen penyusun total berat badan Anda, termasuk otot, tulang, dan lemak. Metode yang umum dilakukan, antara lain body mass index BMI, bioelectrical impedance analysis BIA, dan pengukuran lingkar pinggang. Body mass index BMI Pengujian body mass index BMI atau dikenal juga sebagai indeks massa tubuh IMT dapat menunjukkan apakah Anda memiliki berat badan yang sehat atau tidak sehat. Pengukuran ini tidak menunjukkan seberapa banyak lemak tubuh yang Anda miliki. Bioelectrical impedance analysis BIA Tes bioelectrical impedance analysis BIA dapat mengukur persentase kadar lemak tubuh dengan mengalirkan aliran listrik ke seluruh tubuh Anda dan menguji ketahanan atau resistensi. Semakin tinggi tingkat resistensi, semakin banyak lemak tubuh yang Anda miliki. Pengukuran lingkar pinggang Pengukuran ini dapat dijadikan gambaran terhadap lemak visceral yang ada di sekitar perut. Ukuran lingkar pinggang sehat tidak lebih dari 35 inci 89 centimeter pada wanita dan 40 inci 102 centimeter pada pria. Jika ukuran Anda berada di atas itu, maka berisiko tinggi terkena stroke, penyakit jantung, atau diabetes tipe 2. Tujuan melakukan tes kebugaran jasmani Setidaknya ada tiga tujuan dan manfaat utama yang bisa Anda dapatkan setelah melakukan tes kebugaran jasmani, seperti dikutip dari laman Healthline . Pertama, Anda dapat melakukan tes ini untuk seleksi pekerjaan tertentu. Lulus tes kebugaran dapat memastikan Anda mampu melakukan pekerjaan tersebut, sekaligus mengurangi risiko cedera yang mungkin terjadi. Kedua, tes kebugaran jasmani memiliki tujuan pribadi, misal untuk menentukan jenis latihan dan rencana penurunan berat badan mana yang sesuai dengan kondisi Anda. Pasalnya, Anda bisa membandingkan hasil pengujian terhadap orang lain dengan kelompok usia dan jenis kelamin yang sama. Ketiga, Anda dapat menggunakan hasil pengujian untuk menunjukkan kemungkinan cedera atau risiko kesehatan tertentu. Sehingga Anda dapat mengambil tindakan pencegahan sebelum merasakan gejalanya. Selain untuk orang dewasa, tes kebugaran jasmani juga umum dilakukan di lingkungan sekolah yang dikenal sebagai Tes Kebugaran Jasmani Indonesia TKJI . Melalui tes ini, pengajar dapat melihat seberapa sehat dan bugar siswa, serta kemungkinan risiko kesehatan yang dimilikinya. Anda harus memahami terlebih dulu berbagai latihan untuk tes kebugaran jasmani jauh-jauh hari. Saat hari H, pastikan kondisi tubuh Anda fit, cukup istirahat, dan lakukan pemanasan terlebih dulu. Selalu sediakan air minum untuk menghindari tubuh dehidrasi setelah melakukan beberapa latihan. Pastikan Anda selalu didampingi teman atau instruktur agar bisa segera memberikan pertolongan pertama apabila terjadi hal yang tidak Anda inginkan. Alatyang digunakan untuk mengukur waktu dalam tes kebugaran jasmani adalah stopwatch. TKJI tersebut disusun dan disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. Berikut adalah uraian cara melakukan tes pengukuran kebugaran jasmani. 1. Lari cepat 50 meter Tujuan tes ini adalah untuk mengukur lari seseorang.

- Mula-mula tidur telungkup, kaki rapat dan kedua tangan berpasangan d ibelakang kepala. Kemudian angkat badan dengan dada tidak menyentuh ke lantai, merupakan latihan sit-up. Sit-up atau baring duduk adalah bentuk latihan untuk menguatkan otot perut, punggung, dan otot inti dengan cara terlentang, menekuk lutut, kemudian mengangkat tubuh ke sedang melakukan gerakan sit-up, bagian tubuh sebelah pinggul dan pantat menjadi tumpuan. Gerakan yang benar saat melakukan teknik dasar sit-up adalah membuat otot perut bekerja ketika mengangkat tubuh ke atas. Baca juga Perbedaan Sit Up dan Back Up Sehingga, keuntungan melakukan sit-up adalah melatih otot perut. Selain itu, sit-up juga membantu mengencangkan bagian otot lainnya, seperti otot dada, panggul, pinggang bawah, dan leher. Olahraga tanpa peralatan ini seringkali menjadi bagian tes kebugaran jasmani. Tujuan tes baring duduk 60 detik untuk mengukur daya kekuatan dan kemampuan otot gerakan yang benar saat melakukan latihan sit-up bisa dirasakan, terutama saat terjadi kontraksi pada area otot perut. Rangkaian gerakan saat melakukan latihan sit-up adalah sebagai berikut Baca juga 3 Bentuk Latihan Daya Otot Lengan Memposisikan diri dengan berbaring sementara punggung menempel di lantai, serta lutut ditekuk. Untuk menghindari benturan kepala dengan lantai, maka letakkan jari-jari tangan di belakang kepala. Tubuh bagian atas kemudian diangkat hingga siku berada di sebelah lutut. Lantas kembali turunkan tubuh secara perlahan. Ulangi rangkaian gerakan ini secara tepat. Terdapat kesalahan umum yang kerap dilakukan ketika melakukan gerakan latihan kebugaran berupa sit-up. Kesalahan umum dalam melakukan gerakan latihan sit-up atau variasinya seperti gerakan crunch, adalah seperti berikut Kepala dan leher yang menegang, karena ketika melakukan gerakan sit-up karena otot perut tidak bekerja dengan maksimal Menempelkan dagu ke bagian dada, yang juga bisa menyebabkan ketegangan pada otot leher dan kepala. Mendorong otot-otot perut keluar, padahal seharusnya menarik bagian pusar ke arah dasar dari tulang belakang. Baca juga Apa Itu Resistance Exercise? Dikutip dari American College of Sports Medicine, gerakan sit-up sebaiknya dilakukan sebanyak 8 sampai 12 repetisi atau pengulangan sebanyak 3 tiga kali dalam sepekan. Porsi latihan berupa gerakan sit-up dengan jumlah yang disarankan, bisa memberi manfaat kebugaran bagi tubuh terutama kekuatan otot perut. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

TesSeleksi Mandiri UNNES 2021 terdiri dari dua materi, yaitu Tes Potensi Akademik (TPA)dan Bahasa Inggris. Masing-masing materi terdiri dari 30 soal, sehingga total ada 60 butir soal. Semua harus dikerjakan dalam waktu 60 menit. Kisi - Kisi Soal Tes Seleksi Mandiri Universitas Negeri Semarang 2022: Materi Tes Potensi Akademik (30 Soal) Verbal KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, dan dapat bantuan dari pihak dan berkat kerja sama kelompok sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca. Makassar, februari 2019 penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………….. i DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………ii BAB I 3 PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang 3 B. Rumusan masalah 4 C. Tujuan Makalah 4 D. Manfaat 4 BAB II 5 ISI 5 A. Definisi kelentukan 5 B. Macam-macam kelentukan 6 C. Bentuk latihan kelentukan 8 D. Tes kelentukan……………………………………………………………………. E. Latihan kelentuka …………………………………………………………….. BAB III 10 PENUTUP 10 A. KESIMPULAN 10 B. SARAN 11 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………12 BIODATA PENULIS…………………………………………………………………………………………………………13 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan olahraga nasional, sebagai mana yang di gariskan dalam UU no. 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional adalah meliputi olahraga pendidikan,olahraga prestasi dan olahraga rekreasi yang dilakukan secara terencana berkelanjutan,terukur dan komprehensif. Hal ini sesuai dangan tujuan keolahragaan nasional yakni meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas nilai moral dan akhlak yang mulia ,sportifitas,disiplin memperererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa. Seiring dengan kemajuan teknologi,upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu pendekatan olahraga saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh atlet atau pelatihnya saja,tetapi juga dari ilmuan dari berbagai diiplin ilmu. Latihan merupakan suatu factor yang sangat penting dalam meningkatkan kelentukan otot,sedangkan kelentukan merupakan modal untuk mempermudah kita dalam mencapai gerakan-gerakan yang menuntut kelentukan otot dan sendi. Berpijak dari urain diatas,penulis berkesimpuulan bahwa pentingnya melakukan tes dan pengukuran kelentukan otot sebagai suatu parameter kemampuan fisik dan parameter kemampuan fisiologis. Rumusan masalah Apa definisi dari kelentukan? Apa tujuan dan manfaat kelentukan? Apa saja macam-macam kelentukan ? Bagaimana tes mengukur kelentukan ? Apa saja latihan kelentukan? Tujuan Makalah Untuk mengetahui tentang definisi kelentukan . Untuk mengetahui tujuan dan manfaat kelentukan. Untuk mengetahui macam-macam kelentukan. Untuk mengetahui tes kelentukan. Untuk mengetahui bentuk latihan kelentukan. Manfaat Manfaat makalah ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana cara memepelajari kelentukan sesuai dengan latihan-latihan sesuai dengan tes dan pengukuran dan juga sebagai bahan diskusi. BAB II ISI Definisi kelentukan Kelentukan adalah kemampuan tubuh mengulur tubuh seluas-luasnya yang ditunjang oleh luasnya gerakan pada sendi. Kemampuan mengerakkan anggota tubuh seluas-luasnya, berhubungan erat dengan kemampuan gerakan kelompok otot besar dan kapasitas kinerjanya. Kemampuan ini terkait juga dengan kemampuan peregangan otot dan jaringan sekeliling sendi. Kelentukan flexibility merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas Jonath/Krempel, 1981.Flexibility refers to the range of motion around a joint Bompa, 2000 31. Dapat dijelaskan bahwa kelentukan merupakan kemampuan pergelangan/persendian untuk dapat melakukan gerakan kesemua arah dengan amplitudo gerakan range of motion yang besar dan luas sesuai dengan fungsi persendian yang digerakkan. Istilah lain dari kelentukan yang sering ditemukan adalah keluwesan, kelenturan dan fleksibilitas. Kelentukan adalah salah satu elemen kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan koordinasi. Kelentukan berbicara tentang kemampuan fungsi persendian/pergelangan seperti sendi bahu, lutut, kaki, pinggul, pergelangan tangan dan lain-lain. Kemampuan kelentukan ditandai oleh keluasan gerakan yang dapat dilakukan pada persendian/pergelangan. Untuk mengetahui tingkat kelentukan togok tubuh dapat diukur menggunakan sits and reach test. Sedangkan untuk mengukur kelentukan sendi pinggul dapat menggunakan split test, dan lain sebagainya. Kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai bentuk gerakan dan keterampilan secara baik sangat ditentukan oleh amplitudo gerakan. Semakin besar amplitudo gerakan maka makin luas gerakan yang dapat dilakukan. Keberhasilan melakukan gerakan-gerakan tergantung dari amplitudo sendi atau luas gerakan yang seharusnya melebihi kelentukan yang dibutuhkan oleh gerakan Bompa, 1993 375. Dengan demikian jelas bahwa kelentukan memegang peranan yang sangat besar dalam mempelajari keterampilan gerakan dan dalam mengoptimalkan kemampuan fisik yang lain. Untuk mengembangkan kecepatan lari cepat 100 meter, seorang pelari cepat harus memiliki amplitudo gerakan tungkai yang besar untuk bisa menghasilkan langkah yang jauh kedepan. Dengan kata lain, tanpa kelentukan kecepatan lari tidak berkembang secara optimal. Seorang spiker/smasher dalam permainan bolavoli tidak akan bisa melakukan pukulan spike dengan kuat dan terarah tanpa didukung oleh kemampuan kelentukan persendian tubuh, bahu, kaki dan tangan, karena kelentukan diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan power otot lengan, bahu, otot perut dan otot tungkai untuk meloncat. Spike/smash adalah suatu keterampilan gerak yang dalam permainan bolavoli disebut dengan teknik memukul spike/smash dengan tingkat koordinasi gerakan melebihi teknik-tknik bolavoli yang lain. Besarnya pengaruh kelentukan terhadap penguasaan ketrampilan-keterampilan gerakan juga terlihat pada cabang olahraga senam, sepak bola, basket, sepak takraw, lompat tinggi, lompat galah, golf, bulu tangkis dan lain sebagainya. Pendek kata hampir seluruh cabang olahraga yang memerlukan koordinasi yang tinggi dan rumit memerlukan kelentukan atau fleksibilitas persendian tubuh sesuai dengan tingkat kebutuhan olahraganya, karena tiap cabang olahraga membutuhkan tingkat kelentukan yang berbeda. Selain dari fungsi kelentukan yang dijelaskan di atas, kelentukan juga dapat berfungsi untuk keindahan dan kelacaran gerakan seperti yang terlihat dalam olahraga senam dan loncat indah. Manfaat dan tujuan kelentukan Garis besarnya, efektifitas dari aktivitas yang kita lakukan salah satunya dipengaruhi oleh seberapa tingkat kelenturan tubuh kita. 1. Memperbaiki sikap tubuh Kita tentu ingin memiliki postur tubuh yang ideal bukan. Panjang bahu, panjang tulang punggung, panjang kaki semuanya bisa dipengaruhi oleh seberapa lentur persendian dan otot kita. Kelenturan tubuh yang baik dapat memperbaiki sikap tubuh dan meningkatkan postur tubuh karena latihannya melibatkan otot punggung bagian bawah, dada dan pundak. 2. Membantu meraih prestasi dalam suatu cabang olahraga Seperti yang sudah di ulas sebelumnya bahwa hampir setiap cabang olahraga memerlukan kelenturan tubuh. Tentu olahraga yang melibatkan fisik terkecuali olahraga otak seperti catur. dengan menguasai kelenturan tubuh yang baik akan mengoptimalkan koordinasi otot sehingga meningkatkan gerakan yang diperlukan. Setiap atlet perlu memiliki kelenturan di bagian-bagian tubuh tertentu yang di butuhkan untuk menunjang penampilannya di arena olahraganya. 3. Menghindari terjadinya cedera pada persendian dan pada otot. Apakah anda pernah keseleo? Fakta keseleo adalah satu indikasi seberapa tingkat kelenturan tubuh Anda. Seseorang yang mudah cedera bisa dikatakan memiliki kelenturan tubuh yang kurang baik. Oleh karenanya, cedera pada sendi dan otot dapat dihindari karena gerakan yang lentur dapat menghindari cedera otot akibat benturan. Manfaat latihan kelenturan tubuh juga akan mempengaruhi seberapa cepat kita mampu pulih dari cedera yang kita alami. 4. kecepatan , koordinasi dan kelincahan tubuh dapat dikembangkan. Memiliki persendian dan otot yang fleksibel maka akan mudah sekali dan terasa ringan digerakkan. Berbeda jika mereka yang memiliki kelenturan tubuh yang buruk, maka akan merasakan setiap persendiannya terasa kaku dan sulit bahkan malas untuk bergerak. Kita perlu melatih kelenturan tubuh kita agar aktivitas kerja kita bisa dilakukan dengan cepat dan ringan karena kita memiliki kelenturan tubuh yang baik. 5. Menghemat tenaga saat beraktivitas Dengan memiliki tingkat kelenturan tubuh yang baik maka akan membuat aktivitas bisa kita lakukan dengan ringan dan cepat. Dengan begitu kita tidak akan mengeluarkan banyak energi untuk menggerakkan persendian kita. Kelenturan tubuh yang baik dapat menghemat pengeluaran tenaga saat melakukan gerakan. 6. Meningkatkan produksi cairan Synovial persendian Manfaat latihan kelenturan tubuh dapat memicu produksi cairan synovial dalam persendian kita. Lalu apa itu cairan synovial? Cairan Synovial adalah pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan persendian pada saat bergerak. Cairan ini juga membantu membawa nutrisi dalam persendian. 7. Meningkatkan kebugaran Dengan memiliki tingkat kelenturan tubuh yang baik maka akan membantu proses kontraksi dan relaksasi otot dapat dilakukan dengan mudah. Tubuh yang lentur dapat meningkatkan manfaat kebugaran jasmani, karena kontraksi otot optimal dan tubuh menjadi luwes dan tidak kaku. 8. Dapat mengurangi nyeri pada punggung bagian bawah Latihan kelenturan dapat mengurangi nyeri pada bagian punggugn yang menjadi penyebab nyeri. Selain itu, dengan latihan kelenturan tubuh dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi. Dengan adanya keseimbangan dan koordianasi yang baik lewat latihan kelenturan, dapat mengurangi resiko jatuh dan tubuh lebih gesit dalam bergerak. Macam-macam kelentukan Pada dasarnya kelentukan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Jika dilihat dari sudut kebutuhan suatu cabang olahraga maka kelentukan dapat dibedakan atas kelentukan umum dan khusus. Apabila dilihat dari bentuk pelaksanaannya maka kelentukan dapat dikelompokkan menjadi kelentukan aktif dan kelentukan pasif serta kelentukan statis dan dinamis 1 Kelentukan umum Kelentukan umum adalah kemampuan semua persendian/pergelangan untuk melakukan geraka-gerakan kesemua arah secara optimal sesuai dengan kapasitas fungsi persendian yang digerakkan. Jenis kelentukan ini dibutuhkan oleh olahraga-olahraga yang menuntut berbagai bentuk aktivitas gerak persendian seperti sepak bola, bolavoli, baskek, tenis, senam artistik dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dapat dikatakn bahwa kelentukan umum mencakup semua fungsi persendian untuk dapat melakukan berbagai bentuk gerakan dalam olahraga. 2 Kelentukan khusus Kelantukan khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan dalam suatu cabang olahraga. Misalnya kelentukan pergelangan tangan dan bahu dalam permainan bolavoli atau pergelangan tangan pada olahraga hockey. Jadi, kelentukan khusus lebih terkait dengan kebutuhan olahraganya. 3 Kelentukan aktif Kelentukan aktif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain lebih baik dengan menggunakan alat bantu maupun tanpa alat bantu seperti senam kalestenik atau gerakan-gerakan senam persendiam yang biasa dilakukan secara berulang-ulang yang disebut repetisi gerakan. 4 Kelentukan pasif Kelentukan pasif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan dengan bantuan orang lain atau pasangan latihan seperti melakukan gerakan senam atau gerakan peregangan stretching. Pada kelentukan pasif tidak terjadi pengulangan/repetisi gerakan secara terus menerus selama waktu yang ditentukan dan persendian mengalami peregangan sesuai fungsinya. 5 Kelentukan dinamis Kelentukan dinamis adalah kelentukan dengan mengerak-gerakkan persendian sesuai fungsinya secara berulang kali. Jenis kelentukan ini relatif identik dengan kelentukan aktif, karena terjadi pergerakan pada persendian tubuh yang dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan tujuan latihan yang diinginkan. 6 Kelentukan statis Kelentukan statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan gerakan dalam waktu dan hitungan tertentu, misalnya latihan peregangan stretching pada waktu melakukan pemanasan. Jenis kelentukan ini lebih identik dengan kelentukan pasif, karena persendian tidak mengalami pengulangan gerakan secara terus menerus. Peregangan statis static stretching meliputi perengan sampai ke batas gerakan tanpa menggunakan kekuatan dan mempertahankan posisi tersebut selama waktu yang ditentukan misalnya 10 detik. Sedangkan peregangan ballistik ballistic stretching merupakan gerakan-gerakan aktif sampai batas gerakan tersebut. Sebagai contoh, membungkukkan badan ke depan dalam posisi berdiri untuk mencapai raihan maksimum pada lutut, dan dilakukan secara berulang-ulang. Bentuk peregangan yang kedua ini identik dengan latihan kelentukan dinamis. Sementara metode PNF meliputi peregangan sampai ke batas gerakan, lakukan kontraksi statis selama beberapa detik melawan beban yang diberikan pasangan latihan. Tes kelentukan Tes kelentukan tubuh ke depan forward flexion of trunk test Tujuan untuk mengukur kelentukan tubuh ke depan Fasilitas/alat Ruangan yang rata, bangku pengukur kelentukan tubuh berskala cm dan inci, kapur halus magnesium bikarbonat, blanko kertas, pensil/pulpen. Petugas pemandu tes, pencatat skor. Pelaksanaan Ujung jari keduatangan peserta tes diberi kapur. Peserta tes berdiri diatas bangku dengan kedua kaki rapat, ujung jari kaki tepat berada di tepi bangku pada skala mistar yang terpasang. Kedua ibu jari tangan berkaitan satu sama lain, kedua tungkai lutut harus lurus. Kemudian badan dibungkukkan pelan-pelan dan kedua tangan berusaha mencapai skala serendah mungkin dan sikap ini dipertahankan selama 3 detik. Kesempatan diberikan 2x berturut-turut. Yang diukur adalah tanda bekas jari yang dicapai pada skala dari 2x kedua ujung jari tangan peserta tes dapat mencapai skala di bawah permukaan bangku, maka hasilnya positif sedangkan jika kedua ujung jari tangan hanya dapat mencapai skala di atas bangku, maka hasilnya negatif. Skor tidak di catat apabila, kedua tungkai tidak lurus, kedua kaki menjinjit. Kedua tangan di sentakkan ke depan. Penilaian skor terbaik bekas jari yang terjauh pada skala dari 2x kesempatan, di catat sebagai hasil akhir peserta tes. Contoh gambar Tes kelentukan tubuh kedepan dengan goniometer Forward flexion of trunk test Tujuan untuk mengukur kelentukan tubuh ke depan. Fasilitas/alat ruangan yang rata, goniometer, blanko kertas, pensil/pulpen. Pelaksanaan peserta tes berdiri tegak, tangan di samping badan, kedua kaki rapat. Kemudian membungkukkan badan serendah mungkin dengan kedua tangan menjangkau kebawah belakang sejauh mungkin melalui samaping kedua kaki, tetapi tidak boleh berpegangan pada kaki. Yang diukur berapa derajat badan dapat dibungkukkan ke depan. Check poin yaitu, pada tulang yang menunjol pada bahu acromion, sumbunya pada tulang yang menonjol pada pangkal paha anterior superior spina iliaca dengan perpanjangan sudutnya dengan mata kaki. Kesempatan diberikan 2 kali berturut-turut. Skor tidak dicatat apabila, kedua tangkai tidak lurus , kedua kaki menjinjit, kedua tangan memegang kaki. Penilaian skor terbaik berapa derajat badan dapat dibengkokkan ke depan dari 2x kesempatan sebagai hasil akhir peserta tes. Pasau, 1986. Contoh gambar Tes kelentukan duduk jangkau sit and reach test Tujuan untuk mengukur kelentukan tubuh kedepan. Reliablitas 0,94 Validitas face validity Fasilitas/alat ruangan yang rata, kotak bangku papan berskala cm dan inci, matras alas yang rata, blanko kertas, pensil/pulpen. Petugas pemandu tes, pencatat skor. Pelaksanaan peserta tes duduk dilantai dengan posisi dua lutut lurus ke depan, telapak kaki melekat pada kaki bangku berskala cm. Lutut bagian belakang harus menyentuh lantai lutut tidak boleh di tekuk. Pelam-pelan bungkukkan badan, lengan dan tangan lurus kedepan menyentuh mistar skala sejauh mungkin. Sikap ini di pertahankan 3 detik. Kesempatan diberikan 2x berturut-turut. Yang diukur adalah tanda bekas jari yang tanmpak pada papan berskala. Skor tidak di catat apabila kedua tungkai tidak lurus, kedua tangan di sentakkan kedepan. Penilaian Skor terbaik 2x kesempatan di catat sebagai hasil akhir peserta tes. Contoh gambar Tes angkat badan atas trunk lift extension test Tujuan untuk mengukur kelentukan ekstensor badan atas. Fasilitas/alat ruangan yang rata, alat pengukur kelentukan flexiomeasure atau mistar yang di beri tanda pada 6 dan 12 inci, matras alas yang rata, blanko kertas, pensil/pulpen. Petugas pemandu tes, pencatat skor. Pelaksanaan peserta tes telungkup, kedua tangan di belakang paha dan ujung kaki lurus. Seorang teman jongkong diantara kedua tungkai peserta tes dan menekan kedua pangkal paha. Peserta tes mengangkat kepala dan badannya, kemudian ditahan sebentar untuk diukur jangan memberi saran untuk mengangkat badan melebihi 12 inci. Pengetes mengukur jarak dari lantai ke dagu. Peserta tes kemudian kembali menurunkan badannya. Kesempatan diberikan 2x dan skor yang paling tinggi yang di catat. Apabila angkat badan melebihi 12 inci, maka dicatatan hanya sampai 12 inci. Skor tidak dicatat apabila, pada waktu mengangkat kepala dan badannya di sentakkan ke atas dan tidak ditahan sebentar untuk keperluan pengukuran. Penilaian skor terbaik dari 2x kesempatan pengukuran ketinggian badan/dagu yang di angkat dari lantai, diukur dari lantai ke dagu yang di catat sampai inci paling dekat,sebagai hasil akhir peserta tes. iskandar, dkk. 1999. Contoh gambar Bentuk latihan kelentukan Latihan kelentukan sering kali di lakukan pada bagian pendahuluan dalam suatu sesi latihan dan pada bagian bentuk dan pada bagian penutup latihan terutama pada cabang olahraga permainan. Akan tetapi lain halnya dengan cabang senam, dimana latihan kelentukan sering kali merupakan kegiatan inti latihan. Selain dari pada itu latihan kelentukan dapat dilakukan dengan dan tanpa alat serta dengan pasangan atau teman latihan partner. 1. Latihan Kelenturan Tubuh dengan Peregangan dinamis Peregangan dinamis atau dynamic stretching atau juga sering disebut peregangan ballistic stretch, adalah peregangan yang mengerak-gerakkan tubuh atau anggota tubuh secara berirama dengan gerakan-gerakan memutar atau memantul-memantulkan anggota tubuh sedemikian rupa sehingga otot-otot terasa teregangkan. 2. Latihan Kelenturan Tubuh dengan Pereganga statis. Peregangan statis static stretching, adalah peregangan yang dilakukan dengan meregangkan sekelompok otot tertentu misalnaya sikap berdiri dengan tungkai lurus, badan dibungkukkan, tangan mencoba menyentuh lantai sikap ini meregangkan kelompok otot belakang paha. Bentuk-bentuk latihan kelentukan adalah melakukan peregangan otot dengan cara berikut ini. a. Latihan Kelentukan Otot Leher Tujuannya melatih kelentukan persendian dan otot leher. Berikut ini cara melakukannya. 1 Diawali dengan berdiri tegak, kaki dibuka, kedua tangan dipinggang, dan pandangan ke depan. 2 Kepala dipatahkan ke kiri dan ke kanan sebanyak 2×4 hitungan. 3 Kepala dianggukkan ke bawah dan ke atas sebanyak 2×4 hitungan. 4 Kepala diputar ke kanan sebanyak empat hitungan. 5 Kepala diputar ke kiri sebanyak empat hitungan. b. Latihan Kelentukan Sendi Pinggul Tujuannya melenturkan sendi dan otot pinggul. Berikut ini cara melakukannya. 1 Mengambil sikap berdiri tegak, kaki rapat, dan tangan lurus di atas kepala. 2 Tekuk lutut kemudian ayunkan lengan dari bawah sampai ke atas kepala. 3 Lakukan gerakan ini secara bergantian dari bawah ke atas dan sebaliknya, sebanyak 5 hitungan. c. Latihan Kelentukan Otot Pinggang Tujuannya melenturkan otot-otot pinggang. Berikut ini cara melakukannya. 1 Mengambil sikap berdiri dengan kaki dibuka dan kedua tangan di pinggang. 2 Bengkokkan pinggang ke kiri dan ke kanan bergantian sebanyak 2×5 hitungan. 3 Luruskan lengan ke atas kemudian bengkokkan pinggang ke kiri dan ke kanan bergantian sebanyak 2×5 hitungan. 4 Letakkan kedua tangan di pinggang kemudian putar badan 5 kali ke kanan dan 5 kali ke kiri. d. Latihan Kelentukkan Sendi Lutut Tujuannya menguatkan persendian lutut. Berikut ini cara melakukannya. 1 Diawali berdiri kaki kanan melangkah ke depan kemudian lutut kaki depan ditekuk. 2 Kedua telapak tangan menumpu di lantai dan sejajar dengan kaki depan. 3 Renggutkan pinggul ke bawah berulang-ulang dengan posisi kaki bergantian. 4 Lakukan gerakan ini ke depan dan ke belakang sebanyak 2×4 hitungan. e. Latihan Kelentukan Pergelangan Kaki 1 Berdiri dengan ujung kaki jinjit. Tahan sampai delapan kali hitungan kemudian berjalan. 2 Ambil sikap berdiri. Injakkan sisi telapak kaki kanan dan kiri. Tahan sampai delapan kali hitungan. 3 Pergelangan kaki diputar ke kanan dan ke kiri pada sikap berdiri. Masing-masing kaki dilakukan sampai 8 kali hitungan. f. Latihan Kelentukan Pergelangan Tangan 1 Menggerakkan telapak tangan kanan dan kiri ke atas dan ke bawah dan menahannya sampai delapan kali hitungan. 2 Merapatkan kedua punggung tangan dan menekannya. Tahan sampai sepuluh kali hitungan. BAB III PENUTUP KESIMPULAN . Definisi kelentukan Kelentukan adalah salah satu elemen kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan koordinasi. Macam-macam kelentukan 1 Kelentukan umum Kelentukan umum adalah kemampuan semua persendian/pergelangan untuk melakukan geraka-gerakan kesemua arah secara optimal sesuai dengan kapasitas fungsi persendian yang digerakkan. 2 Kelentukan khusus Kelantukan khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan dalam suatu cabang olahraga. 3 Kelentukan aktif Kelentukan aktif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain lebih baik dengan menggunakan alat bantu maupun tanpa alat bantu. 4 Kelentukan pasif Kelentukan pasif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan dengan bantuan orang lain atau pasangan latihan seperti melakukan gerakan senam atau gerakan peregangan stretching 5 . Kelentukan dinamis Kelentukan dinamis adalah kelentukan dengan mengerak-gerakkan persendian sesuai fungsinya secara berulang kali 6 Kelentukan statis Kelentukan statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan gerakan dalam waktu dan hitungan tertentu, misalnya latihan peregangan stretching pada waktu melakukan pemanasan. Bentuk-bentuk latihan kelentukan 1. Latihan kelentukan umum  Latihan pergelangan tangan  Latihan pergelangan/persendian kaki dan lutut  Latihan persendian pinggul  Latihan persendian bahu dan leher  Latihan persendian tulang belakang 2. Latihan kelentukan khusus  Latihan memutar mutar pergelangan tangan dan bahu  Latihan mengayun kedua lengan kedepan, belakang, samping, atas dan kebawah  Gerakan melingkar pada pergelangan kaki, lutut dan panggul  Mengayun tungkai ke depan, belakang dan ke samping  Membungkukkan badan ke depan, belakang dan samping  Latihan peregangan sendiri dan berpasangan SARAN Kami menyarankan kepada pembaca untuk hidup pola sehat dengan melakukan rutinitas olahraga, menghentikan kegiatan merokok, minum-minuman keras, dan jangan mencoba Narkoba. Karena unsur itu dapat memberikan efek buruk terhadap tubuh kita. Oleh karena itu rajinlah berolahraga agar dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani kita. Kami juga menyarankan kepada generasi penerus bangsa untuk selalu berolahraga. DAFTAR PUSTAKA ,Sumadi, PsikologiPendididkan, Jakarta Raja Suryabrata GranfindoParsada, 1998 Wahyudi, Anton dkk. 2013. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Klaten Viva Pakarindo. hhtp// pengubahan Biodata Penulis Ketua MUHAMMAD DANDI SAPUTRA Sekertaris MUH IRZAL SULTAN Bendahara PERTIWI Anggota 1. KAHARUDDIN M NAMA MUHAMMAD DANDI SAPUTRA JABATAN KETUA TTL BULUKUMBA, 12 AGUSTUS 1999 ASAL MAKASSAR JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 0895801246349 FOTO NAMA MUH IRZAL SULTAN JABATAN SEKERTARIS TTL WATAMPONE,29 MARET 1999 ASAL KAB. BONE JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 0821243160240 FOTO NAMA PERTIWI USMAN JABATAN BENDAHARA TTL BANTAENG,10 NOVEMBER 1999 ASAL KAB. BANTAENG JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 0823 4839 5906 FOTO NAMA KAHARUDDIN M JABATAN ANGGOTA TTL PANGKEP, 10 MEI 1998 ASAL KAB. PANGKEP JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 082393567484 FOTO Tahap4. Menarik kesimpulan. Siswa mendiskusikan untuk menarik kesimpulan dari hasil senam lantai dengan bimbingan guru. (Kerjasama) 1. Dari data yang diperoleh dan mencermati kembali (mengasosiasi) apa yang telah di tuliskan tentang pengertian, senam lantai : gerak meroda, gerak guling depan dan gerak melenting. .